Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dan Bank Indonesia mengklaim bahwa landainya inflasi, yakni 1,57% pada 2024 atau terendah sepanjang sejarah merupakan hasil sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah atau TPIP dan TPID, melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan alias GNPIP.
Ketika para ekonom menyuarakan bahwa indikator inflasi tersebut menjadi bukti lemahnya daya beli masyarakat pada 2024, pemerintah dan bank sentral menyebut bahwa inflasi inti terjaga rendah di level 2,26% (year on year/YoY).
"Inflasi yang terjaga dalam kisaran sasaran merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah [Pusat dan Daerah]," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, dikutip pada Jumat (3/1/2025).
Baik realisasi inflasi umum maupun inflasi inti, terpantau terjaga dalam rentang target 1,5% hingga 3,5%.
Denny menyebutkan inflasi inti yang terjaga rendah tersebut sejalan dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran.
Menurutnya, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Baca Juga
Sementara inflasi volatile food terjaga rendah sebesar 0,12% (YoY) didukung oleh perbaikan produksi pangan dan eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Kemudian inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,56% (YoY), sejalan dengan terbatasnya kebijakan penyesuaian harga yang diatur oleh pemerintah, termasuk penurunan harga tiket pesawat.
Di sisi lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan terkait dengan capaian inflasi sepanjang 2024, tidak terlepas dari berbagai faktor baik dari eksternal maupun domestik, serta keberhasilan kebijakan pengendalian inflasi yang dikoordinasikan oleh Tim Pengendalian Inflasi Nasional.
"Pemerintah juga akan terus memastikan pasokan pangan yang cukup, menjaga kestabilan harga, dan mendorong pemulihan sektor-sektor vital seperti industri manufaktur, konstruksi dan pertanian," ujar Airlangga.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa realisasi inflasi 2024 tersebut meski meningkat secara bulanan, tetapi secara tahunan dan tahun kalender tercatat rendah.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan pada dasarnya inflasi secara tahun kalender atau year to date (YtD) tersebut memang menjadi yang terendah sepanjang BPS melakukan perhitungan inflasi indeks harga konsumen (IHK).
"Inflasi ini adalah terendah sejak indikator inflasi pertama kali dihitung, yaitu pada 1958," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (2/1/2025).