Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Desember 2024 sebesar 0,44% secara bulanan atau peningkatan indeks harga konsumen dari 106,33 pada November 2023 menjadi 106,80.
Dengan demikian, inflasi Indonesia pada akhir 2024 mencapai 1,57% baik secara tahunan dan secara year to date.
”Inflasi bulanan pada Desember 2024 lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan inflasi Desember 2023,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismarti dalam konferensi pers, Kamis (2/1/2025).
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau inflasi 1,33% dan memberikan andil 0,38%. Adapun komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini antara lain telur ayam ras dan cabai merah yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,06%
Komoditas lain yang memberikan andil inflasi yakni ikan segar, cabai rawit, bawang merah dan minyak goreng yang memberikan andil inflasi 0,03%. Selain itu, bawang putih, sawi hijau, daging ayam ras, dan beras, memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%.
Sebelumnya berdasarkan konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg, median atau nilai tengah dari 11 ekonom di angka 1,53% YoY. Estimasi tertinggi dari ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang yang memproyeksikan sebesar 1,73%.
Baca Juga
Proyeksi terendah berasal dari ekonom Citigroup Securities Indonesia Helmi Arman di angka 0,35% YoY.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede yang juga termasuk dalam konsensus, memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan inflasi akan mencapai 1,67% YoY terdorong akibat inflasi musimam.
Membandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi tahunan pada 2024 jauh lebih rendah, turun dari 2,81% YoY. Sebaliknya, dibandingkan dengan tahun 2023, inflasi inti tahunan diperkirakan akan meningkat menjadi 2,29% dari 1,80%.
“Kenaikan inflasi inti tahun 2024 terkait dengan tren kenaikan harga emas dan depresiasi rupiah, sehingga mempengaruhi harga emas domestik,” ungkap Josua, dikutip Kamis (2/1/2024).
Josua memproyeksikan untuk inflasi harga diatur pemerintah, akan sedikit menurun dari 0,82% YoY di bulan November menjadi 0,69%. Sementara inflasi harga bergejolak diperkirakan akan pulih dari deflasi 0,32% menjadi inflasi 0,48% di akhir tahun.