Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemakzulan Presiden Korsel, Pasar Saham hingga Won Menguat

Pasar saham dan mata uang Korea Selatan menguat pada pembukaan perdagangan Senin (16/12/2024) setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol menemui titik terang.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan keterangan resmi usai dimakzulkan oleh Majelis Nasional atau Parlemen Korsel pada Sabtu (14/12/2024). Dok The Korea Herald
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan keterangan resmi usai dimakzulkan oleh Majelis Nasional atau Parlemen Korsel pada Sabtu (14/12/2024). Dok The Korea Herald

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham dan mata uang Korea Selatan menguat pada pembukaan perdagangan Senin (16/12/2024) sebagai reaksi keberhasilan pemungutan suara akhir memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol. Pemakzulan dilakukan setelah presiden mengumumkan darurat militer tanpa indikator kuat yang mengguncang ekonomi Korea Selatan awal Desember lalu.

Mengutip Bloomberg, indeks acuan Kospi melonjak sebanyak 0,9% pada awal perdagangan, membuatnya berada di jalur untuk menghapus semua kerugiannya sejak Presiden Yoon mengejutkan investor pada 3 Desember dengan memberlakukan darurat militer. Darurat militer ini hanya bertahan beberapa jam karena parlemen berhasil bersidang dan menganulir keputusan itu.

Pengesahan aturan pemaksulan Presiden disepakati parlemen Korea pada akhir pekan lalu. Mata uang won Korea, yang diawasi ketat oleh para pedagang setelah kerugian besar selama kekacauan politik baru-baru ini, menguat sebanyak 0,5% menjadi 1.428,20 per dolar AS.

“Disahkannya RUU pemakzulan akan menyiratkan bahwa yang terburuk sudah berakhir bagi won dalam hal ketidakpastian politik, dan pasar akhirnya akan dapat mengukur arah mata uang tersebut,” kata So Jaeyong, seorang ekonom di Shinhan Bank Co., sebelum pemungutan suara berlangsung.

Dia menyebutkan kebijakan politik membantu membatasi kerugian won di sekitar 1.444 per dolar.

Sementara itu, kontrak berjangka obligasi tiga tahun negara itu turun enam tick menjadi 106,72, sedangkan kontrak berjangka obligasi 10 tahun turun 46 tick menjadi 118,78.

Kenaikan besar di pasar Korea pada Senin menunjukkan kelegaan di kalangan investor karena drama politik terkini negara itu hampir berakhir. Namun, investor dan analis memperingatkan bahwa kekhawatiran jangka panjang yang telah mengganggu aset Korea tahun ini — termasuk kekhawatiran tentang ancaman tarif Donald Trump — kemungkinan masih akan membebani sentimen.

"Masalah-masalah yang membebani pasar saham lokal, seperti masa jabatan kedua Trump sebagai presiden dan perlambatan di sektor chip, belum terselesaikan sehingga ketidakpastian masih ada," kata Park Jinho, kepala investasi ekuitas di NH-Amundi Asset Management Co.

Pemungutan suara pemakzulan memerlukan persetujuan dari Mahkamah Konstitusi Korea, yang memiliki waktu 180 hari untuk membuat keputusan dan dapat mengembalikan Yoon jika memutuskan pemakzulan tidak sah. Persetujuan pengadilan akan memicu pemilihan presiden dalam waktu 60 hari.

Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK) berjanji untuk menstabilkan pasar keuangan, seraya menambahkan bahwa pihaknya memperkirakan pasar akan menjadi kurang bergejolak setelah pemungutan suara. 

Pada hari ini, otoritas keuangan setempat mengulangi janji mereka untuk terus memantau pasar selama 24 jam sementara bursa saham mengatakan akan membentuk komite untuk mengelola potensi volatilitas. 

Adapun, mata uang Won anjlok terhadap dolar AS segera setelah darurat militer. Para pembuat kebijakan merespons dengan cepat, berjanji untuk memobilisasi semua tindakan yang mungkin untuk menstabilkan pasar, tetapi won tetap rapuh sejak saat itu. 

Mata uang tersebut sempat merosot ketika sebuah surat kabar lokal melaporkan bahwa Yoon sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali darurat militer, dan turun lagi setelah parlemen gagal meloloskan RUU pemakzulan sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper