Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Darurat Militer, Bagaimana Arah Suku Bunga Acuan Korea?

Gubernur Bank of Korea menyampaikan respons mengenai arah suku bunga acuan usai kisruh darurat militer Korea Selatan.
Warga Korea Selatan melihat siaran televisi soal laporan Presiden Yoon Suk Yeol yang menyatakan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) malam. Setelah mendapatkan penolakan total dari parlemen Korea Selatan, darurat militer akan dicabut. / Reuters-Kim Soo-hyeon
Warga Korea Selatan melihat siaran televisi soal laporan Presiden Yoon Suk Yeol yang menyatakan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) malam. Setelah mendapatkan penolakan total dari parlemen Korea Selatan, darurat militer akan dicabut. / Reuters-Kim Soo-hyeon

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank of Korea (BOK) Rhee Chang-yong mengatakan pihaknya kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga menyusul kekacauan politik yang dipicu oleh langkah mengejutkan Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer.

"Peristiwa politik ini sangat singkat dan saya tidak melihat alasan mengapa kita harus mengubah pandangan ekonomi kita saat ini. Saya pikir kita dapat fokus pada kekuatan dan kelemahan ekonomi daripada efek samping politik," kata Rhee dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/12/2024).

Komentarnya muncul setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) malam dalam sebuah langkah mengejutkan yang kemudian dibatalkan oleh mayoritas parlemen yang mencakup anggota partainya sendiri.

Kekacauan semalam membuat won jatuh terhadap dolar dan mengguncang kepercayaan investor asing terhadap pemerintah, sebelum kerugian berkurang pada hari Rabu.

Enam partai oposisi kini telah bergabung untuk mengajukan mosi untuk memakzulkan Yoon. Krisis politik yang sedang berlangsung menambah risiko yang dihadapi ekonomi Korea Selatan saat Donald Trump bersiap untuk kembali ke Gedung Putih dengan rencana untuk mengenakan tarif pada mitra dagang.

“Dinamika ekonomi di Korea dapat dipisahkan dari dinamika politik, mengingat fundamental pasar kita yang kuat dan demokrasi yang matang,” kata Rhee. 

Dia menyatakan keyakinannya pada kemampuan pejabat pemerintah yang terlatih dengan baik untuk menangani krisis yang sedang berlangsung yang masih sulit diprediksi.

Rhee juga mengatakan bahwa pihak berwenang memiliki banyak alat untuk menangani kekacauan yang dia perkirakan akan menjadi masa transisi selama beberapa bulan ke depan. “Kita harus beradaptasi dengan apa yang telah terjadi,” katanya.

Rhee menegaskan bahwa dirinya lebih khawatir tentang ketegangan geopolitik, ketidakpastian perdagangan global, dan masalah struktural lainnya yang mengganggu ekonomi Korea Selatan.

Namun, risiko yang dihadapi Korea Selatan dapat meningkat jika negara tersebut tidak mampu mencerna kekacauan politik secara efektif, katanya.

Pekan lalu, BOK memangkas suku bunga acuannya untuk bulan kedua berturut-turut, dengan tujuan melindungi ekonomi dari dampak kebijakan AS di bawah Trump.

Setelah pertemuan yang melibatkan Menteri Keuangan Choi Sang-mok tadi malam, Rhee dan pemerintah menjanjikan "likuiditas tak terbatas" jika diperlukan untuk menenangkan pasar.

Ketika ditanya apakah ada batasan untuk mata uang Korea yang akan mendorong tindakan dari bank sentral, Rhee mengatakan bahwa para pembuat kebijakan tidak menargetkan level tertentu. 

Menurutnya, nilai mata uang Won sebenarnya hanya sedikit lebih lemah terhadap dolar sebelum drama darurat militer, dan pihak berwenang telah mengelola situasi lebih baik dari yang diharapkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper