Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Minta Pengusaha Tambang Batu Bara Tak Ragu

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta pengusaha tambang untuk tak ragu jika masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi.
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA)  di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta pengusaha tambang untuk tak ragu jika masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi.

Menurutnya, Indonesia masih maklum jika tetap menggunakan batu baru di tengah misi transisi menuju energi bersih. Pasalnya, energi bersih masih mahal dan kesiapan Indonesia belum seperti negara-negara maju.

"Kita setuju dengan pikiran global [transisi energi], tapi ukur dunia kita juga. Baseline kita beda dengan baseline negara-negara yang sudah maju," kata Bahlil dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Oleh karena itu, Bahlil meminta para pengusaha tak ragu. Apalagi, selama ini batu bara masih menjadi energi dengan harga yang kompetitif.

Dia bahkan menyinggung masih banyak negara-negara Eropa yang masih memesan batu bara dari Indonesia.

"Jadi kami tetap masih menganggap yang pengusaha-pengusaha di batu bara lanjut terus. Tidak ada masalah. Apalagi kalau produksi bagus, PNBP [penerimaan negara bukan pajak] bagus, pertumbuhan ekonomi daerah bagus, tidak ada masalah," ucap Bahlil.

Kendati demikian, dia juga meminta para pengusaha tambang yang masih menggunakan batu bara tak terlena. Dia juga mengingatkan untuk secara bertahap melakukan transisi energi dan hilirisasi.

Bahlil juga mengaku tak alergi dengan visi global terkait transisi energi menuju net zero emission pada 2060. Namun, dia juga menyebut Indonesia harus mengambil posisi.

"Kita setuju dengan global menurunkan emisi rumah kaca dan program kita pada 2060 harus kita mencapai 0 emisi rumah kaca, tetapi selama teknologinya masih mahal dan ekonomi kita belum kuat, kita harus menentukan diri dengan kondisi kita," kata Bahlil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper