Bisnis.com, JAKARTA – S&P Global melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Asean mengalami perbaikan dari sisi operasional didorong pulihnya permintaan pasar pada November 2024
Adapun, PMI manufaktur Asean dari S&P Global naik untuk pertama kali dalam 6 bulan, dengan data terkini 50,8 pada bulan November, naik dari sebelumnya Oktober 50,5. Hal ini menandai perbaikan kesebelas secara berturut-turut pada kondisi pengoperasian.
Ekonom S&P Global Market Intelligence Maryam Baluch mengatakan, indeks PMI Asean sedikit naik, mencapai posisi tertinggi dalam 3 bulan di titik didukung oleh penguatan output dan kenaikan aktivitas pembelian.
"Namun, meski permintaan masih bertumbuh, tingkat pertumbuhan cenderung lambat ke posisi terendah dalam 9 bulan," tutur Maryam dalam keterangan resminya, Senin (2/11/2024).
Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru S&P Global, indeks PMI manufaktur Indonesia berada di level 49,6. Angka indeks manufaktur di RI mengalami penurunan sejak Juli atau kontraksi 5 bulan beruntun.
Adapun, posisi PMI manufaktur Indonesia dibandingkan negara-negara Asean berada di 3 negara indeks terendah bersama Myanmar dan Malaysia.
Baca Juga
PMI manufaktur Myanmar diketahui berada di posisi yang sama di angka 49,8. Sementara itu, Malaysia di level 49,2. Sementara, tertinggi yaitu Filipina 52,9 dan Singapura serupa dengan Filipina.
Secara keseluruhan di Asean, pesanan baru di pabrik sebagian dibebani karena penurunan penjualan ekspor sehingga berperan penting pada pertumbuhan pada masa mendatang dan tren terkini menyebabkan kekhawatiran awal.
Terlebih, tekanan biaya semakin intensif sehingga menambah tantangan. Namun, produsen Asean merasa optimistis dengan tingkat kepercayaan diri naik pada bulan ini.
"Data bulan November mencatat keadaan yang sedikit berbalik pada penurunan tekanan biaya pada bulan sebelumnya, dengan tingkat inflasi biaya input naik ke posisi tertinggi dalam 3 bulan," tuturnya.
Sebaliknya, pengeluaran untuk sektor manufaktur Asean juga naik sedikit tajam dan terkuat sejak bulan Agustus. Akan tetapi, tingkat inflasi keduanya masih di bawah masing-masing rata-rata historis.
Terakhir, kepercayaan diri terhadap perkiraan tahun mendatang terkait output membaik pada bulan November setelah anjlok di posisi terendah dalam 5 bulan pada Oktober.
Sementara lebih banyak perusahaan berharap akan ekspansi pada masa mendatang, sebagaimana telah terjadi selama lebih dari 2 tahun, tingkat optimisme secara historis tidak berubah.
Perusahaan industri juga mencatat kenaikan baru pada aktivitas pembelian untuk mendukung kebutuhan produksi. Namun, ketenagakerjaan turun ke wilayah kontraksi untuk pertama kali dalam 3 bulan.