Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Panas Pemilihan Menkeu AS di Kabinet Trump Jilid II

Pencarian nama menteri keuangan Donald Trump memanas, diwarnai manuver para kandidat, tim sukses yang mencari calon alternatif, hingga sorotan cuitan Elon Musk.
Donald Trump (tengah) menyampaikan pidato kemenangannya dalam Pemilu Amerika Serikat (AS), di Florida, AS pada Rabu (6/11/2024). / Bloomberg-Eva Marie Uzcategui
Donald Trump (tengah) menyampaikan pidato kemenangannya dalam Pemilu Amerika Serikat (AS), di Florida, AS pada Rabu (6/11/2024). / Bloomberg-Eva Marie Uzcategui

Bisnis.com, JAKARTA — Pencarian calon menteri keuangan pada masa jabatan kedua Presiden AS terpilih Donald Trump terus berlanjut. Upaya pengisian pos tersebut dipenuhi oleh aksi lobi di balik layar dari para calon yang memicu kemarahan Trump.

Mengutip Bloomberg pada Senin (18/11/2024), proses pencarian tersebut menjadi kacau selama akhir pekan lalu, dengan aksi para calon menteri keuangan yang berebut dukungan, para pembantu Trump berebut mencari kandidat alternatif, serta memicu kemarahan Trump atas perebutan di balik layar yang tersebar luas ke publik.

Selama akhir pekan, miliarder Elon Musk dan pendiri Key Square Group LP Scott Bessent berbicara setelah Musk secara terbuka mendukung kandidat terpisah, Howard Lutnick, sebagai pilihan terbaik untuk peran tersebut menurut orang-orang yang mengetahui masalahnya. Bessent juga menjadi salah satu nama yang sedang dipertimbangkan Trump untuk jabatan menteri keuangan AS.

Trump tampak frustrasi dengan pertikaian mengenai posisi kabinet yang kuat tersebut—yang mencakup pengawasan pasar obligasi AS (US Treasury) senilai US$28 triliun dan sanksi ekonomi. 

Adapun, para staf Trump telah mencari alternatif. Beberapa nama, seperti Robert Lighthizer, Senator William Hagerty, CEO Apollo Global Management Inc. Marc Rowan, dan eks Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Kevin Warsh telah masuk dalam daftar calon menteri keuangan pilihan Trump, menurut orang-orang yang mengetahui diskusi tersebut.

Persaingan untuk mendapatkan Departemen Keuangan semakin intensif pada Sabtu (16/11/2024) ketika Musk, yang telah menjadi penasihat dekat dan pendukung utama Trump, mengunggah di media sosial X bahwa Bessent akan menjadi pilihan yang termasuk dalam kategori bisnis seperti biasa (business as usual) dan membawa Amerika menuju kebangkrutan.

Sementara itu, dia menyebut pemilihan Lutnick sebagai Menteri Keuangan akan membawa perubahan yang signifikan. Adapun, Lutnick saat ini juga menjabat sebagai salah satu ketua tim transisi kepresidenan Trump.

Sekutu Bessent segera mengatur panggilan telepon pada Sabtu (16/11/2024) waktu setempat untuk dia dan Musk, kata sumber tersebut. Pada malam harinya, Musk berada di New York bersama Trump untuk menonton pertarungan UFC di Madison Square Garden sebelum presiden terpilih tersebut terbang kembali ke Palm Beach, Florida, tempat tim transisinya bermarkas. Bessent saat ini berada di Palm Beach, kata orang-orang. 

Bessent menolak berkomentar terkait isu tersebut. Sementara itu, hingga saat ini Musk tidak segera membalas permintaan komentar dari Bloomberg.

Lutnick merupakan tokoh pendukung utama penggalangan dana Trump pada tahap akhir kampanyenya dan membantu memimpin transisi tim tersebut menuju kursi kepresidenan. Beberapa penasihat sedang mempertimbangkan opsi lain untuk Lutnick, seperti menjadi duta besar, kata orang-orang yang mengetahui diskusi tersebut.

Unggahan Musk yang mendukung Lutnick pada Sabtu pekan lalu menanggapi investor veteran Kyle Bass, yang mengatakan Bessent adalah pilihan yang lebih berkualitas dan memahami pasar, ekonomi, masyarakat, dan geopolitik lebih baik daripada siapa pun yang pernah berinteraksi dengan dirinya.

Meskipun Musk selalu hadir di sisi Trump sejak Hari Pemilihan pada 5 November, pekan lalu dia menunjukkan batas pengaruh politiknya ketika anggota Senat dari Partai Republik memilih John Thune dari South Dakota sebagai pemimpin mereka berikutnya. Musk sebelumnya mendukung Rick Scott dari Florida untuk jabatan tersebut.

Bessent memuji agenda ekonomi Trump dalam wawancara dengan Fox News pekan lalu, dengan mengatakan AS bisa mencapai masa keemasan dalam empat tahun ke depan, termasuk kembalinya sektor manufaktur, dominasi energi, dan ledakan teknologi.

Lutnick termasuk di antara mereka yang menentang Bessent, dengan mengatakan bahwa manajer dana lindung nilai (hedge fund) itu lunak terhadap janji-janji proteksionis utama, termasuk tarif, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Sementara itu, mengutip Financial Times, lembaga pro-tarif Coalition for a Prosperous America secara terbuka mendukung Lighthizer sebagai Menteri Keuangan. Dalam unggahannya di X, organisasi tersebut mengatakan, Menteri Keuangan berikutnya harus 100% selaras dengan kebijakan tarif presiden terpilih Trump. 

"Mantan USTR [US Trade Representative] Robert Lighthizer adalah pendukung setia perekonomian AS dan pilihan terbaik untuk melaksanakan kebijakan perdagangan Presiden Trump,” demikian kutipan unggahan tersebut.

Para pembantu Trump tampaknya enggan mengulangi ketegangan perdagangan pada pemerintahan Trump yang pertama. Hal tersebut terjadi ketika menteri keuangan kala itu, Steven Mnuchin, sering berupaya untuk memoderasi rencana tarif karena takut mengganggu pasar.

Tarif telah lama menjadi inti rencana Trump untuk meningkatkan manufaktur AS, menciptakan lapangan kerja, dan menurunkan harga. Dia menyebut tarif sebagai “kata terindah dalam kamus” dan “hal terhebat yang pernah ditemukan”. 

Trump juga menganggap pungutan tersebut sebagai cara yang efektif untuk menutupi biaya pilar lain dari agenda ekonominya, termasuk pemotongan pajak besar-besaran bagi warga AS.

Selain tarif 60% untuk seluruh impor China, Trump juga berencana untuk menerapkan tarif universal hingga 20% untuk semua barang yang masuk ke AS.

Adapun, selain Departemen Keuangan, jabatan ekonomi lainnya termasuk direktur Dewan Ekonomi Nasional (NEC) merupakan posisi yang diidamkan. Peter Navarro, mantan penasihat ekonomi dan perdagangan Trump, termasuk di antara mereka yang diangkat dalam beberapa hari terakhir untuk peran NEC, kata orang-orang.

Trump telah berusaha untuk bergerak cepat dalam menentukan calon-calon kabinet untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden, termasuk pilihan-pilihan yang tidak konvensional, seperti Matt Gaetz untuk jaksa agung AS dan veteran Angkatan Darat dan pembawa acara Fox News Pete Hegseth untuk pos menteri pertahanan.

Pada Sabtu lalu, Trump memilih Chris Wright, yang menjalankan perusahaan jasa fracking minyak dan gas alam yang berbasis di Colorado, untuk memimpin Departemen Energi. Selanjutnya, William Owen Scharf, salah satu pengacaranya, sebagai staf sekretaris Gedung Putih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper