Bisnis.com, JAKARTA - Saham produsen kendaraan listrik, Tesla, memperpanjang reli tajam minggu lalu dengan lonjakan lebih dari 8% yang dipicu oleh potensi keuntungan yang akan didapat perusahaan tersebut dari hubungan dekat CEO nya, Elon Musk, dengan Presiden terpilih AS Donald Trump.
Mengutip Reuters pada Selasa (12/11/2024), saham Tesla melonjak lebih dari 8% ke level US$348,30 per saham. Tesla diperkirakan akan menambah kapitalisasi pasarnya sebesar US$87 miliar jika keuntungannya bertahan. Saham Tesla telah melonjak hampir 28% sejak kemenangan pemilu Trump diumumkan pada Rabu pekan lalu.
Selain itu, Tesla juga berhasil melampaui nilai pasar US$1 triliun untuk pertama kalinya dalam dua tahun.
Secara year to date (YtD), penguatan Tesla hingga saat ini hanya lebih dari 1% sebelum Trump mengamankan masa jabatan keduanya di Gedung Putih.
Musk telah mendukung Trump selama berbulan-bulan dengan harapan bahwa kedekatannya dengan Presiden terpilih akan menempatkan perusahaannya mendapatkan keuntungan di bawah pemerintahan baru, kata para analis.
Miliarder itu menyumbangkan setidaknya US$119 juta kepada kelompok pembelanja pro-Trump, menurut catatan federal.
Baca Juga
"Sebagai 'Raja efisiensi', Musk kemungkinan besar akan melihat hal ini sebagai peluang untuk menghapuskan birokrasi dan merampingkan peraturan", yang berpotensi membantu perusahaan-perusahaannya yang "berada di garis depan inovasi teknologi", kata Susannah Streeter, Head of Money and Markets di Hargreaves Lansdown.
Mulai dari kendaraan listrik Tesla hingga roket SpaceX dan chip otak Neuralink, usaha bisnis Musk sangat bergantung pada peraturan, subsidi, atau kebijakan pemerintah.
Teknologi self-driving Tesla telah mendapat pengawasan ketat dari regulator keselamatan ketika Musk berupaya mengalihkan fokus perusahaan ke arah self-driving dan robotaxi.
Pada September lalu, Trump mengatakan dia akan membentuk komisi efisiensi pemerintah yang dipimpin oleh Musk untuk memotong pengeluaran federal.
Potensi pengaruh Musk di pemerintahan bisa menjadi signifikan bagi usahanya yang lain, seperti sistem broadband Starlink, karena perannya sebagai kontraktor besar di Departemen Pertahanan AS.
Streeter mengatakan klaim “perlakuan istimewa” berpotensi berakhir di pengadilan, namun mengingat jalur litigasi yang panjang dan sulit, bisnis Musk punya banyak waktu untuk mengambil manfaatnya.
Trump juga telah berjanji untuk mengurangi insentif kendaraan listrik tertentu dari pemerintahan Biden, tetapi perusahaan rintisan (startup) kemungkinan akan menerima pukulan yang lebih besar daripada Tesla karena besarnya kekuatan produsen mobil tersebut di pasar, kata para analis.