Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan bahwa tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2024 tumbuh 4,91%. Angka tersebut lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2024 yang sebesar 4,95%.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa seluruh komponen pengeluaran dalam produk domestik bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal III/2024.
Secara rinci, dia menjabarkan bahwa konsumsi rumah tangga mencatatkan pertumbuhan 4,91% (year on year/YoY) pada kuartal III/2024. Menurut Amalia, hal tersebut mengindikasikan terjaganya tingkat konsumsi masyarakat.
"Komponen yang memberikan kontribusi terbesar [terhadap PDB] adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 53,08%," ujar Amalia dalam konferensi pers, Selasa (5/11/2024).
Meskipun demikian, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu rupanya melambat dari periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. BPS melaporkan bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05% pada kuartal III/2023 dan bahkan mencapai 5,40% pada kuartal III/2022.
Hal itu mengindikasikan adanya perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat pada kuartal III/2024 atau akhir era pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca Juga
Amalia menjelaskan bahwa pertumuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada konsumsi untuk restoran dan hotel. Lalu, sektor transportasi dan komunikasi juga tumbuh tinggi, tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor serta penumpang angkutan rel, laut, dan udara.
BPS juga melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2024 sebesar 4,95%. Lajunya lebih lambat dari kuartal II/2024 sebesar 5,05% tetapi sedikit lebih tinggi dari kuartal III/2023 sebesar 4,94%.
PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal III/2024 mencapai Rp5.638,9 triliun. Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.279,6 triliun.
"Ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% sepanjang periode Januari—September 2024," ujar Amalia.