Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kapal PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari (ELPI) disebut memiliki prospek dan peluang besar seiring dengan meningkatnya permintaan jasa Offshore Supply Vessels (OSV) tahun depan.
Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Wawan Heri Purnomo mengatakan Offshore Marine untuk 2025 hingga 2030 terlihat menjanjikan, seiring dengan meningkatnya permintaan energi di tingkat global dan nasional. Kementerian ESDM terus berupaya mengoptimalkan produksi untuk mencapai target RAPBN 2025 dalam peningkatan produksi minyak nasional.
Wawan menjelaskan ExxonMobil Cepu berkontribusi sekitar 143.000 barel per hari terhadap produksi minyak nasional. Sementara itu, total produksi dari grup Pertamina menyumbang sekitar 60 persen dari total produksi minyak nasional.
“Situasi ini akan meningkatkan permintaan terhadap Offshore Supply Vessels [OSV] dan menciptakan peluang pasar yang menarik bagi Grup,” kata Wawan dalam keterangan resmi, Kamis (31/10/2024).
Di sisi lain, sepanjang kuartal III/2024, ELPI membukukan pendapatan Rp893,83 miliar atau setara kenaikan 11% YoY dari sebelumnya di angka Rp806,05 miliar di kuartal III/2023.
Efilya Kusumadewi Direktur Keuangan ELPI menyatakan kenaikan ini dipacu oleh kerja sama baru dengan sejumlah pelanggan, serta amandemen dan penambahan kontrak dengan pelanggan eksisting.
Baca Juga
Peningkatan ini juga disertai dengan pertumbuhan laba kotor dari Rp189,90 miliar menjadi Rp198,43 miliar atau meningkat 4% dari periode sama 2023. Kinerja ELPI yang semakin cemerlang ini tak lepas dari strategi bisnis yang dilakukan dengan cara efisiensi biaya operasional kapal dan penurunan skema reduksi yang sebelumnya melonjak pada kuartal III/2023.
“Selain itu, efektivitas pengelolaan biaya operasional perusahaan tercermin dari kenaikan laba operasi sebesar 6%, dari Rp155,71 miliar menjadi Rp165,14 miliar dibanding kuartal III tahun lalu,” katanya.
Afilya mengatakan kinerja yang solid ini akhirnya tecermin dengan laba bersih perseroan yang naik 13% menjadi Rp171,56 miliar dibandingkan kuartal III 2023 sebesar Rp152,43 miliar. Di sisi lain, kenaikan ini juga merupakan kontribusi dari bagian laba Entitas Anak Malaysia.
Dia juga mengklaim dengan tetap terjaganya Debt to Equity Ratio (DER) dibawah 230%, Debt Service Coverage Ratio (DSCR) di atas 1 kali (100%), serta Current Ratio di atas 1 kali (100%) menunjukkan Entitas masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Kreditur.
Keberhasilan Grup juga terlihat dari peningkatan EBITDA sebesar 16% YoY, menjadi Rp302,81 miliar. Dalam hal solvabilitas, DER mencapai 27%, DSCR 5,31, dan Current Ratio sebesar 421%.
Kuartal III 2024, kenaikan pendapatan pada segmen offshore memberikan kontribusi terbesar bagi grup menjadi Rp526,89 miliar atau kenaikan setara 7% YoY. Sedangkan, segmen Non-Offshore mengalami peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp366,93 miliar atau setara 17% YoY per 30 September 2024 dari jumlah keseluruhan pendapatan Non-Offshore.