Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Pangkas Suku Bunga Pinjaman demi Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Perbankan China memangkas suku bunga pinjaman setelah bank sentral menurunkan suku bunga pada akhir September lalu sebagai upaya memulihkan pertumbuhan ekonomi.
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China memangkas suku bunga  pinjaman setelah bank sentral (PBOC) menurunkan suku bunga pada akhir September lalu sebagai upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan menghentikan kejatuhan pasar perumahan.

Mengutip Bloomberg pada Senin (21/10/2024) suku bunga acuan pinjaman atau loan prime rate (LPR) satu tahun diturunkan menjadi 3,10% dari 3,35%, sedangkan LPR lima tahun diturunkan menjadi 3,60% dari 3,85%.

Besarnya pemangkasan tersebut berada pada batas atas kisaran 20-25 basis poin yang diperkirakan oleh Gubernur People's Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng dalam pidatonya sejak akhir September, dan lebih besar dari pemangkasan 20 basis poin yang diproyeksikan oleh semua 17 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.

Pemangkasan LPR — yang ditetapkan oleh sekelompok bank besar China — dilakukan setelah PBOC menguraikan langkah-langkah bulan lalu untuk mendorong rumah tangga dan perusahaan meminjam uang. Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan suku bunga dan pembukaan likuiditas untuk mendorong pinjaman bank.

“Pemangkasan yang lebih besar menegaskan sikap PBOC untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih cepat, dan menggemakan pernyataan Politbiro tentang pemangkasan suku bunga lebih tegas,” kata Beckly Liu, Head of China Macro Strategy di Standard Chartered Plc.

Nilai kurs Yuan hampir stabil di sekitar 7,12 per dolar. Imbal hasil obligasi pemerintah tiga puluh tahun sedikit berubah di 2,3% di tengah perdagangan yang sepi di pagi hari.

Para pemimpin utama China dalam pertemuan Politbiro bulan September menyerukan pemotongan suku bunga yang substansial dan langkah-langkah untuk menghentikan penurunan pasar properti lebih lanjut, janji terkuat mereka untuk menstabilkan industri yang krusial tersebut.

Pemotongan LPR yang lebih besar dari yang diharapkan dimaksudkan untuk berkontribusi pada stabilisasi pasar properti, menurut Bruce Pang, Chief Economist for Greater China di Jones Lang LaSalle Inc.

Pelonggaran Lanjutan

PBOC telah mengisyaratkan pelonggaran lebih lanjut akan segera dilakukan. Pan menegaskan kembali pada hari Jumat bahwa bank sentral dapat menurunkan rasio persyaratan cadangan — yang membebaskan uang tunai bagi bank untuk dipinjamkan — sebesar 25 hingga 50 basis poin pada akhir tahun berdasarkan situasi likuiditas.

Mengenai suku bunga, banyak yang memperkirakan PBOC hanya akan menurunkannya lagi tahun depan setelah pemotongan besar-besaran baru-baru ini.

Namun, Xiaojia Zhi, Head of Research di Credit Agricole CIB mengatakan, jika ada guncangan negatif besar terhadap pertumbuhan dan pasar keuangan, maka PBOC dapat lebih agresif dalam pelonggarannya untuk melawan guncangan tersebut.

Sebagian besar pinjaman baru dan yang beredar di China didasarkan pada LPR satu tahun, sementara suku bunga lima tahun memengaruhi harga hipotek dan pinjaman jangka panjang lainnya.

Pemberi pinjaman milik negara terbesar di China memangkas suku bunga deposito mereka minggu lalu, sebuah langkah untuk mengimbangi dampak suku bunga pinjaman yang lebih rendah pada margin keuntungan mereka yang menyempit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper