Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wajah Lama Pengawal Program Swasembada Pangan Prabowo

Prabowo Subianto mempercayakan nama-nama yang merupakan wajah lama untuk mengawal program swasembada pangan. Siapa saja sosoknya?
Akbar Evandio,Fitri Sartina Dewi,Rika Anggraeni
Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:00
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto. Dalam mengawal program tersebut, dia mempercayakan nama-nama yang merupakan wajah lama di Kementerian Pertanian.

Prabowo sebelumnya telah memanggil sekitar 108 nama calon pejabat di kabinetnya pada Senin (14/10/2024) dan Selasa (15/10/2024). Beberapa tokoh yang hadir berasal dari kalangan politikus, akademisi, figur publik hingga pejabat karier kementerian.

Hal yang cukup menarik ialah Prabowo turut mengundang wajah-wajah lama yang sebelumnya telah menjabat sebagai menteri atau wakil menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hingga Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Usai bertemu Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa dirinya dipercaya kembali untuk menjadi Menteri Pertanian. Dia mengungkapkan salah satu hal yang ditekankan oleh Prabowo ialah terkait dengan swasembada pangan.

"Tadi kami diskusi soal pertanian dan saya diminta fokus pada swasembada pangan," kata Amran di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Amran mengaku optimistis target swasembada pangan bisa diwujudkan dalam waktu empat tahun pada Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Kami yakin, kalau target beliau empat tahun, kami yakin, sangat yakin bahwa itu bisa dicapai. Kenapa? Dulu kita (pernah) swasembada, itu (selama) tiga tahun dan itu empat kali (panen)," ujar Amran seperti dikutip dari Antara, Kamis (17/10/2024).

Amran menyampaikan komoditas beras akan menjadi fokus utama dalam menyukseskan swasembada pangan. Setelah beras berhasil, lanjut Amran, fokus swasembada berikutnya adalah jagung.

Menurut Amran, peningkatan produksi beras dan jagung tersebut harus dilakukan satu per satu agar target swasembada pangan bisa tercapai.

"Kita satu-satu, selesaikan satu-satu. Yang paling penting adalah pangan. Pangan paling penting, paling utama beras, kalau itu tidak ada, bisa bermasalah negeri ini," ucapnya.

Swasembada pangan menjadi salah satu misi dalam program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Beberapa program kerja yang akan dilakukan, di antaranya melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan atau food estate secara berkelanjutan, terutama untuk komoditas padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu. Ditargetkan minimal empat juta hektare tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada 2029.

Selain Amran Sulaiman, pejabat petahana di Kementerian Pertanian, Sudaryono juga masuk kembali dalam jajaran calon pejabat di Kabinet Prabowo-Gibran. Mantan ajudan Prabowo ini sebelumnya dilantik sebagai Wamentan pada 18 Juli 2024 oleh Presiden Jokowi.

Menko Pangan

Dalam upaya mencapai swasembada pangan, Prabowo juga disebut-sebut bakal membentuk kementerian koordinator baru yaitu Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

Adapun, posisi Menko Pangan juga akan diisi oleh wajah lama yaitu Zulkifli Hasan yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perdagangan di pemerintahan Presiden Jokowi.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengakui telah diminta untuk mengisi posisi sebagai Menko bidang Pangan di Kabinet Prabowo-Gibran periode 2024-2029.

“Iya [jadi kemenko],” kata Zulhas saat menghadiri pembekalan calon menteri di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

Dia mengatakan bahwa Prabowo menekankan agar pemerintahannya kelak terus selalu waspada terhadap tantangan pangan. Dia mengaku mendapat tugas dari Prabowo agar Indonesia dapat kembali mewujudkan swasembada pangan pada lima tahun mendatang. 

“Tadi kami penekanannya pak Presiden terpilih meminta kami harus swasembada pangan lima tahun mendatang,” pungkas Zulhas. 

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyiapkan lokasi lumbung pangan agar cita-cita swasembada pangan Indonesia bisa tercapai.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Fajarini Puntodew,i mengatakan bahwa swasembada pangan merupakan program prioritas dari Prabowo Subianto.

“Kalau rencana periode ke depan itu kan swasembada pangan menjadi prioritas dari Bapak Presiden terpilih [Prabowo Subianto] sehingga sudah disiapkan lokasi-lokasi untuk menjadi lumbung pangan kita, yang mudah-mudahan itu bisa terlaksana,” kata Fajarini saat ditemui di sela-sela acara Gambir Trade Talk bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Peningkatan Kompleksitas Ekspor Produk Pertanian Indonesia’ di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia masih mengimpor beras. Tercatat, volume impor beras sepanjang Januari—September 2024 mencapai 3,23 juta ton. Angkanya melambung hingga 80,68% secara kumulatif (c-to-c) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,78 juta ton.

Fajarini menyebut, jutaan impor beras yang dilakukan pemerintah itu diperlukan lantaran produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika tidak, kata dia, maka akan terjadi fluktuasi harga beras.

“Tentunya impor diperlukan kalau memang kebutuhan dalam negeri masih kurang. Kalau misalkan itu tidak ada, yang terjadi fluktuasi harga, berasnya juga berkurang,” jelasnya.

Hal ini mengingat sektor pertanian mendukung pertumbuhan nasional yang mampu menyumbang 13,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2024. Fajarini menjelaskan bahwa sektor pertanian menjadi kontribusi terbesar kedua terhadap perekonomian nasional pada kuartal II/2024, dengan pertumbuhan sebesar 3,25% yoy.

“Kami tentu optimistis bahwa sektor pertanian ini bisa menjadi andalan Indonesia, baik untuk menumbuhkan perekonomian nasional dan meningkatkan devisa kita,” tuturnya.

Sebelumnya, BPS mengungkap nilai impor beras sepanjang Januari—September 2024 mencapai US$2,01 miliar, naik 105% secara kumulatif. Pada periode yang sama tahun lalu adalah US$980,44 juta.

Adapun, impor beras Indonesia berasal dari Thailand dengan volumenya mencapai 1,14 juta ton, Vietnam 998.040 ton, dan Pakistan sebanyak 463.396 ton.

Data BPS juga mengungkap fenomena El Nino berdampak pada merosotnya luas panen pada 2024. Imbasnya, produksi beras Indonesia diperkirakan akan merosot pada tahun ini. Di mana, proyeksi penurunan produksi beras ini sejalan dengan proyeksi luas tanah (panen) padi maupun gabah kering giling (GKG) yang mengalami penurunan.

Pada tahun ini, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan hanya mencapai 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dibandingkan tahun lalu.

Alasannya, penurunan produksi beras terjadi pada periode Januari—April, yaitu sebesar 1,91 juta ton dibandingkan periode yang sama pada 2023. Namun, pada periode Mei—Agustus dan periode September—Desember produksi beras diperkirakan naik, masing-masing sebesar 0,16 juta ton dan 1 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper