Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengingatkan para direktur jenderal atau dirjen di kementeriannya untuk menolak disetir oleh partai politik tertentu.
Apalagi, kata Bahlil yang merupakan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), anak buahnya harus berani menolak intervensi suatu partai maupun pihak tertentu dalam mengelola sumber daya alam.
Dia menuturkan kekayaan alam harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.
"Bukan untuk kesejahteraan satu kelompok tertentu. Bukan kesejahteraan untuk satu perusahaan tertentu, bukan juga untuk kesejahteraan suatu partai tertentu," kata Bahlil di hadapan para dirjen dan pegawai Kementerian ESDM dalam acara Fun Run & Fun Walk di TMII, Jakarta Timur, Minggu (13/10/2024).
Sekalipun Bahlil merupakan pemimpin Golkar, dia meminta para anak buahnya tidak terlena. Dia meminta mereka untuk bekerja dengan mengutamakan kepentingan rakyat sesuai aturan berlaku.
Eks ketua umum Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu pun mewanti-wanti agar para dirjen tidak sembarangan menerima kunjungan dari suatu partai politik tertentu. Dia menegaskan semua harus dengan sepengetahuan dirinya sebagai menteri ESDM.
Baca Juga
Dia menilai hal ini penting. Sebab, berdasarkan catatan Bahlil kerap partai politik tertentu mencatut namanya tatkala bertemu para dirjen. Bahlil mengatakan oknum partai politik mengaku-ngaku sudah bertemu dirinya sebelumnya.
"Aturan harus ditegakkan Bapak Ibu semua, jangan ada yang datang besok kepada dirjen minerba dari salah satu partai politik mengatakan dia sudah ketemu menteri. Wajib hukumnya untuk tanya saya [terlebih dahulu]," tutur Bahlil.
Oleh karena itu, sekali lagi Bahlil menegaskan bahwa anak buahnya jangan mau diintervensi partai politik tertentu.
"Kepada semua dirjen semua, SKK Migas jangan kalian diolah-olah, tanya [terlebih dahulu] kepada dirjen, tanya kepada saya. Kepada seluruh pegawai ESDM harus jaga muruah dan nama baik ESDM," tutup Bahlil.