Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Apartemen Dapat Angin Segar, PPN DTP Diperpanjang

Stimulus yang diberikan pemerintah menjadi pendorong pertumbuhan apartemen di Jakarat pada 2024.
Kereta LRT Jabodebek melintas di dekat apartemen berorientasi TOD di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kereta LRT Jabodebek melintas di dekat apartemen berorientasi TOD di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bakal mendongkrak penjualan apartemen pada 2024. 

Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salonto menjelaskan pasar apartemen Jakarta diproyeksi tumbuh positif di akhir tahun 2024. Terlebih, didorong dengan adanya stimulus pada sektor properti dan lambatnya pasokan.

“Diperkirakan pasar apartemen Jakarta tumbuh positif di akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 didukung oleh pasokan yang lambat,” jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (2/10/2024).

Ferry menjelaskan, sebanyak 156 unit apartemen berhasil terjual sepanjang kuartal III/2024. Di mana, proses transaksi paling banyak terjadi di proyek apartemen eksisting.

Colliers mencatat, saat ini profil pembeli apartemen mayoritas merupakan end user dengan porsi mencapai 51%. Kemudian, investor sebesar 49%.

Sejalan dengan profil penjualan tersebut, pembelian unit menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen kian mendominasi mencapai 43,2%. Diikuti oleh pembayaran secara hard cash sebesar 30,4% dan cash installment sebesar 26,4%.

“Kemungkinan dia [PPN DTP] akan terasa [pada penjualan apartemen] di Oktober dan Desember, karena di situ bulan-bulan terakhir supaya masih bisa menikmati potongan PPN 100% dari 11% yang mereka bayarkan,” imbuhnya.

Asal tahu saja, hingga September 2024 total pasokan apartemen tercatat mencapai 226.815 unit. Posisinya tak bertambah seiring dengan nihilnya pasokan baru.

Akan tetapi, Colliers mencatat setidaknya akan terdapat 9 proyek apartemen dengan total unit mencapai 4.756 unit bakal rampung pada kuartal IV/2024. Dengan demikian, pasokan kumulatif 2024 diproyeksi akan lebih tinggi 2,5% dibandingkan tahun sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper