Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha Inalum-Antam Lirik Prospek Ekspor Alumina ke China hingga Eropa

PT Borneo Alumina Indonesia melirik potensi ekspor produk alumina ke China, Jepang, dan negara-negara Eropa seiring beroperasinya proyek SGAR Mempawah Fase I.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia fase I, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). JIBI/Maria Y. Benyamin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia fase I, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). JIBI/Maria Y. Benyamin

Bisnis.com, JAKARTA – PT Borneo Alumina Indonesia melirik potensi ekspor produk alumina ke China, Jepang, dan negara-negara Eropa seiring beroperasinya proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase I di Kalimantan Barat.

Proyek smelter alumina milik anak usaha PT Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) itu telah memasuki tahap commissioning dan ditargetkan berproduksi penuh pada kuartal II/2025. Fasilitas pengolahan bauksit ini memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun.

Presiden Direktur Utama Borneo Alumina Indonesia Leonard M Manurung mengatakan bahwa produksi SGAR Mempawah Fase I akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan smelter aluminium milik Inalum terlebih dahulu.

"Saat ini, Inalum sebagai pemegang saham kita tentunya yang membutuhkan alumina itu membutuhkan kurang lebih 600.000 ton alumina per tahun. Nantinya sisanya baru kita serah, kita distribusikan untuk kebutuhan, baik domestik maupun untuk diekspor," ujar Leonard usai meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase I, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

Untuk peluang ekspor, Leonard mengatakan bahwa pilihan tujuan negara ekspor saat ini masih beragam. Hal ini lantaran perseroan belum memiliki kontrak jangka panjang untuk ekspor. 

Menurut Leonard, beberapa negara yang potensial untuk pasar ekspor alumina, antara lain China, Jepang, dan negara-negara di Eropa. 

"Jadi kami masih membuka kesempatan kepada beberapa negara-negara penerima alumina tersebut," katanya.

Lebih lanjut, Leonard menuturkan, kehadiran SGAR Mempawah miliknya sangat strategis untuk menyokong industri aluminium dalam negeri. Selama ini, kata Leonard, sebagian besar kebutuhan alumina sebagai bahan baku aluminium dalam negeri masih dipenuhi dari impor. 

"Kebutuhan aluminium kita saat ini kurang lebih 1 juta ton aluminium. Artinya, untuk memenuhi 1 juta ton aluminium kita harus mempunyai pabrik yang ada di dalam negeri. Untuk bisa memenuhi kebutuhan aluminium tersebut maka kita perlu menyediakan alumina sebagai bahan baku produksi," jelasnya.

Di sisi lain, dia mengatakan bahwa kehadiran SGAR Mempawah akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit dari tambang Antam dengan pabrik peleburan aluminium milik Inalum.

Nantinya, pasokan bijih bauksit SGAR akan dipasok dari tambang Antam di Mempawah dan ke depan juga akan dipasok dari tambang Antam di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

“Total kebutuhan kita untuk 1 tahun adalah 3—3,5 juta ton bauksit yang akan kita terima dari Antam,” pungkas Leonard.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper