2. Tak hanya menghasilkan tembaga
Smelter baru Freeport akan menghasilkan produk utama berupa katoda tembaga. Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan produk lumpur anoda, yakni emas dan perak murni batangan, serta PGM (platinum group metal) sebesar 6.000 ton per tahun.
Tak hanya itu, smelter juga akan menghasilkan produk sampingan berupa asam sulfat sebesar 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum 150.000 ton per tahun.
3. Telan investasi jumbo
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektare di KEK JIIPE ini telah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp58 triliun.
4. Produksi pertama
Smelter baru Freeport telah mulai beroperasi sejak akhir Juni 2024. Meski telah beroperasi, smelter Freeport tidak bisa langsung melakukan proses produksi lantaran butuh waktu untuk tungku pembakaran (furnace) dapat mencapai titik panas tertentu.
Presiden Jokowi dijadwalkan meresmikan produksi smelter Freeport pada sore ini, Senin (23/9/2024) sekitar pukul 15.30 WIB.
5. RI jadi produsen logam tembaga terbesar keempat dunia
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut, Indonesia akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat di dunia seiring beroperasinya smelter tembaga baru milik Freeport dan smelter Amman Mineral.
Baca Juga
Tony mengatakan, setelah smelter baru Freeport beroperasi, kapasitas produksi tembaga Freeport bisa mencapai 1 juta ton per tahun. Kapasitas ini berasal dari produksi smelter Freeport yang dikelola oleh PT Smelting sebesar 350.000 ton dan produksi dari smelter baru Freeport sebesar 650.000 ton.
Tony menyampaikan, jika nantinya digabung dengan smelter Amman Mineral yang produksinya bisa mencapai 500.000 ton, total produksi kedua perusahaan bisa mencapai 1,5 juta ton katoda tembaga.
Saat ini, produsen katoda tembaga terbesar di dunia adalah China dengan produksi 12 juta ton per tahun. Kedua, Chili dengan 2 juta ton per tahun. Disusul Kongo dengan 1,9 juta ton pertahun dan yang keempat adalah Jepang dengan 1,5 juta ton per tahun.
“Dan kita akan bisa mengalahkan Jepang dengan 1,5 juta. Jadi kita akan menjadi nomor empat terbesar di dunia produsen katoda tembaga dari konsentrat tembaga,” ujar Tony.