Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggunaan QRIS bagi Pedagang Kelontong Belum Masif, Perpeksi: Perlu Sosialisasi

Penggunaan QRIS mempermudah pengusaha kelontong untuk bertransaksi, tetapi dibutuhkan sosialisasi dan edukasi agar bisa lebih masif
Pedagang merapihkan daganganya di salah satu warung klontong di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapihkan daganganya di salah satu warung klontong di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (31/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Kelontong Seluruh Indonesia (Perpeksi) Wahid praktisi teknologi digital sekaligus Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra mendorong penggunaan transaksi digital, QRIS, di pedagang kelontong.

Namun, Wahid menilai, perlu sosialisasi lebih masif di kalangan masyarakat bawah.

Dia melihat penggunaan QRIS mempermudah pengusaha kelontong untuk bertransaksi.

Karena itu, diharapkan penggunaan QRIS semakin meningkat di kalangan masyarakat.

"Pakai QRIS tidak perlu lagi cari kembalian buat pembeli. Karena nominalnya akan sesuai dengan yang dibelanjakan," ujar Wahid saat dihubungi, dikutip Sabtu (14/9/2024).

Menurut Wahid, perlu adanya sosialisasi dan edukasi bagi para pelaku usaha kelontong.

Saat ini, masih banyak yang belum memahami penggunaan QRIS.

"Memang pemilik toko toko kecil, UMKM, perlu edukasi lebih. Karena memang banyak belum memahami bagaimana pakai QRIS," tutur Wahid.

Di sisi lain, menurut data Wahid, pengguna QRIS di anggota Perpeksi belum sampai 10%.

Perlu edukasi dan sosialisasi lebih masif kepada para pelaku usaha kelontong terutama tata cara penggunaan.

"Perpeksi siap membantu, jika sifatnya untuk tujuannya baik. Ini memberikan kemudahan dalam transaksi pembayaran. Juga mengurangi bersentuhan atau perantara pembayaran melalui uang tunai," kata Wahid.

Sementara itu, Indra mengatakan pendidikan dan sosialisasi mengenai transaksi digital apapun jenisnya termasuk penggunaan QRIS harus menjadi prioritas semua pihak.

“Beberapa waktu lalu Bank Indonesia mengatakan sosialisasi dan edukasi tentang QRIS menjadi tanggung jawab bersama, baik dari sisi literasi sampai pencegahan penyalagunaan,” ujarnya.

Indra mengatakan Bank Indonesia tidak bisa berjalan sendiri dalam menkampanyekan transaksi digital ke seluruh pelosok negeri.

Sleluruh stakeholder dan perusahaan yang bergerak dibidang transaksi digital perlu melakukan sosialisasi yang sama masifnya dan perlu dibarengi dengan kreativitas dan inovasi.

Contoh inovasi yang dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing secara berkala, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper