Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Dapat Tambahan Anggaran Rp21 Triliun di 2025, Untuk Apa Saja?

Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat tambahan sebesar Rp21,49 triliun untuk anggaran 2025.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat tambahan sebesar Rp21,49 triliun untuk anggaran 2025. Nilai tersebut lebih kecil dari usulan Kementan sebesar Rp68 triliun.

Dengan demikian, total anggaran Kementan dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 mencapai Rp29,37 triliun atau meningkat dari pagu indikatif Kementan yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp7,9 triliun.

Penambahan anggaran tersebut berdasarkan surat DJA Kementerian Keuangan (Kemenkeu) S-211/AG/2024 tanggal 11 September 2024 hal Perubahan Pagu Anggaran K/L TA 2025 Hasil Kesepakatan Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RAPBN 2025.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan, anggaran tambahan tersebut akan dialokasikan untuk mendukung sejumlah program Kementan.

“Sebesar Rp15 triliun digunakan untuk mendukung program Quick Wins lumbung pangan yaitu untuk cetak sawah seluas 150.000 hektare dan intensifikasi 80.000 hektare,” jelas Sudaryono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (12/9/2024).

Kemudian, sebanyak Rp6,4 triliun akan dialokasikan untuk mendukung program Quick Wins. Secara terperinci Rp4,33 triliun digunakan untuk peningkatan produksi padi dan jagung dan Rp2,13 triliun untuk peningkatan produksi daging dan susu.

Menyikapi penambahan anggaran tersebut, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meminta agar Kementan fokus dalam meningkatkan produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional. 

“Mengingat sektor pertanian kita menghadapi tantangan yang tidak ringan seperti perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan lainnya, yang berdampak pada produksi dan produktivitas pertanian,” ujar Sudin.

Selain itu, program Kementan harus berdampak langsung kepada petani, sesuai dengan potensi kearifan lokal dan kebutuhan masing-masing daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

“Jadi saya sarankan kepada Pak Wamen [Sudaryono], kita lihat suatu daerah membutuhkan bibit dan benih apa, jangan asal kasih, akibatnya produktivitasnya turun,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper