Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inovasi Jadi Strategi Pupuk Indonesia Raih Benefit Rp1,8 Triliun

Inovasi Pupuk Indonesia berhasil memberikan kinerja operasional yang positif yang nampak dalam kontribusi benefit mencapai Rp1,8 triliun pada 3 tahun terakhir
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kanan) saat memberikan keterangan dalam acara Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) di Palembang. Bisnis/Husnul.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi (kanan) saat memberikan keterangan dalam acara Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) di Palembang. Bisnis/Husnul.

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Pupuk Indonesia (Persero) melanjutkan upaya peluncuran berbagai inovasi yang dapat mendorong pertumbuhan serta keberlanjutan industri.

Langkah itu dilakukan melalui gelaran Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) tahun 2024 yang berlangsung di Palembang, Rabu (4/9/2024) lalu.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menjelaskan PIQI merupakan event konvensi inovasi yang dilakukan Pupuk Indonesia Group melalui proses seleksi yang dimulai dari level anak perusahaan, untuk kemudian dilakukan agregasi dan dilombakan kembali di level holding. 

“Proses agregasi dan kompetisi ini dilakukan agar ada transfer knowledge antar anak perusahaan, sehingga penemuan di satu anak perusahaan bisa diterapkan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Group,” ujarnya.

Rahmad mengungkapkan, berbagai karya inovasi Pupuk Indonesia telah berhasil memberikan kinerja operasional yang positif. Terbukti, selama 3 tahun penyelenggaran kegiatan ini berhasil memberikan kontribusi benefit mencapai Rp1,8 triliun. 

“Jadi sebuah jumlah yang cukup besar. Ini menandakan bahwa budaya inovasi sudah benar-benar melekat di Pupuk Indonesia,” imbuhnya. 

Pada gelaran PIQI 2024 ini, kata Rachmad, para finalis juga tercatat mampu menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis di Pupuk Indonesia baik dari segi keandalan operasional, penekanan biaya produksi, peningkatan daya saing produk, hingga peningkatan efektivitas organisasi. 

Seperti salah satunya inovasi dari Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit daya hidrolik sehingga mempercepat waktu perbaikan aktuator hidrolik yang merupakan komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin pada pabrik pupuk urea. 

Sebelum ada inovasi ini, kata Rahmad, proses perbaikan aktuator hidrolik memakan waktu 336 jam dan dilakukan oleh pihak ketiga. Namun, dengan inovasi ini, perbaikan dapat dilakukan secara mandiri dan hanya memakan waktu 16 jam. 

“Sehingga dapat meningkatkan keandalan operasional, efisiensi serta optimalisasi produksi,” jelasnya. 

Begitu juga dengan inovasi dari Pupuk Kaltim yang mendorong efisiensi energi dengan mengoptimalkan rasio batu bara pada boiler, sehingga memberikan dampak positif pada efisiensi anggaran perusahaan.

Untuk diketahui, Pupuk Indonesia sendiri telah berhasil mengembangkan aplikasi digital terintegrasi di tingkat kios (i-Pubers) untuk menurunkan nilai koreksi sekaligus mempercepat proses penagihan subsidi pupuk. Aplikasi ini telah dijalankan oleh lebih dari 27 ribu kios dan meningkatkan kemudahan petani dalam menebus pupuk bersubsidi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper