Bisnis.com, BADUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka forum join leaders dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Bali.
Dalam pidato pembukaan, Jokowi menyinggung target Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030, namun capaian targetnya masih terlampau minim.
"Padahal, hanya tersisa 6 tahun menuju 2030 dan baru 17% target SDGs tercapai," kata Jokowi, Senin (2/9/2024).
Orang nomor 1 di Indonesia itu kembali mengingatkan seluruh pihak untuk menciptakan perubahan positif di tengah berbagai tekanan dunia, mulai dari perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik, serta ketegangan politik yang masih berlanjut sehingga menimbulkan korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global.
Tak hanya itu, dalam situasi ini dia menyayangkan solidaritas internasional yang menurun, semangat multilateralisme dikesampingkan, dan fragmentasi yang melebar.
"Dan pada akhirnya negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak, jutaan rakyat negara berkembang adalah yang paling merasakan kesulitan," tuturnya.
Baca Juga
Untuk itu, Jokowi menilai perlu adanya arah dan visi baru, serta strategi dan langkah taktis yang lebih mumpuni untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.
Dalam hal ini, Presiden ke-7 RI itu menekankan 4 poin. Pertama, pencapaian target SDGs tetap menjadi fokus utama pembangunan global yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk agenda 2063 Afrika dan didukung kemitraan multipihak.
Kedua, komitmen Indonesia menjadi bagian dari solusi global membela kepentingan global south, sekaligus menjadi jembatan dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDGs.
"Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak konferensi asia afrika 69 tahun yang lalu," imbuhnya.
Ketiga, Indonesia juga disebut bermitra dengan siapapun utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.
Dalam hal ini, Jokowi menyoroti hasil kemitraan Indonesia Afrika yang dinilai membawa peningkatan pesat pada volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.
"Bahkan, Indonesia Afrika Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai US$3,5 miliar, hampir 6 kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018," jelasnya.
Keempat, solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerjasama selatan-selatan, untuk meningkatkan kerja sama utara-selatan, sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global.
Lebih lanjut, Jokowi menekankan bahwa Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asean African Conference, memperingati 70 tahun KTT Asia Afrika.
"Yang mulia, dengan ini saya nyatakan sesi join leaders forum tingkat tinggi multi pihak dan forum
indonesia afrika kedua dibuka," pungkasnya.