Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perluas Investasi di Afrika, Kemlu: RI Bukan Sekadar Negara Penerima Modal

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Indonesia saat ini bukan hanya negara penerima modal, tetapi juga sebagai juga capital exporting country.
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, BADUNG – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan dialog bersama negara-negara Afrika menjadi sangat penting, karena dalam perkembangannya kawasan ini memiliki potensi yang baik dalam bidang perdagangan dan investasi. 

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jailani mengatakan selama beberapa tahun terakhir, hubungan bisnis antara Indonesia dan Afrika mungkin belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. 

Namun, semenjak melakukan strategi reorientasi yang baru, Indonesia kini melihat pasar Afrika sebagai area dengan peluang besar yang sudah waktunya dapat digarap secara optimal.

“Kita melakukan forum ini adalah untuk expand our market kepada market yang non konvensional, market yang bukan tradisional, itu yang perlu kita tempuh, yaitu negara-negara Afrika,” ujarnya dalam Konferensi Pers Persiapan IAF 2024 dan HLF MSP, Minggu (1/9/2024). 

Menurutnya, tidak hanya di bidang perdagangan, Indonesia juga memiliki aspirasi untuk memperluas perannya di bidang investasi, salah satunya melalui outbound investment (OI) atau penanaman investasi di luar negeri. 

“Kita ketahui bahwa Indonesia hari ini bukan hanya negara penerima modal, tapi juga kita juga capital exporting country,” tuturnya. 

Lebih lanjut, Kadir juga mengungkapkan bahwa Indonesia juga terus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan domestik, terutama yang berkaitan dengan critical mineral dan transisi energi.

“Kita melihat potensi cukup banyak, di mana salah satunya adalah bagaimana kita menjamin kebutuhan domestik atas kebutuhan critical mineral dan produk pertambangan yang lain atau semua produk yang berhubungan dengan transisi energi,” ujarnya. 

Sebagaimana diketahui, memang beberapa negara Afrika juga memiliki potensi critical mineral.Berdasarkan catatan Kemlu RI, negara-negara Afrika akan memainkan peran penting lantaran memiliki kekayaan mineral kritis seperti cadangan kobalt dunia 55%, mangaan 48%, grafit 22%, dan lainnya. 

Adapun, penyelenggaraan IAF tahun ini merupakan forum ke-2 setelah sebelumnya dilakukan untuk pertama kali pada 2018. Kala itu, kerja sama yang terbentuk menghasilkan kesepakatan senilai US$568 juta.  

Sementara itu, dari sisi nilai ekonomi forum kali ini diproyeksikan dapat menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar US$3,5 miliar

Untuk tahun ini, IAF akan fokus pada sejumlah sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral. Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Afrika telah meningkat dari waktu ke waktu. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper