Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia European Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) rampung pada September 2024.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan diplomasi perdagangan melalui sederet perjanjian
Adapun, dengan Uni Eropa, Zulhas berharap perjanjian tersebut bisa selesai pada bulan depan. Dengan begitu, Indonesia bisa meningkatkan nilai ekspor bagi pelaku ekonomi nasional.
“Misalnya, Vietnam kirim sepatu ke Uni Eropa nol pajaknya, dari Indonesia kena 5–6%, kalah kita. Apalagi? Banyak hal yang kita dipersulit. Jadi mudah-mudahan September bisa diselesaikan,” kata Zulhas dalam acara Trade Corner Special Dialogue bertajuk ‘Strategi & Optimisme Kebijakan Perdagangan Luar Negeri hingga tantangan di WTO’ di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Terlebih, Zulhas menyebut, Indonesia berperan aktif di perdagangan internasional, baik multilateral, regional dan bilateral, untuk meningkatkan nilai ekspor dan memberikan insentif bagi pelaku ekonomi nasional.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2024–2029, diplomasi perdagangan melalui perjanjian merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini terbukti dari peningkatan ekspor ke China yang melambung hampir 500%.
Baca Juga
Jika diperinci, Zulhas mengungkap bahwa peningkatan ekspor terbesar ke China sebesar 440%, India sebesar 270%, dan Asean sebesar 220%. Selain itu, peningkatan ekspor ke negara mitra FTA lainnya adalah Korea sebesar 65%, Australia-New Zealand 29% dan Jepang 12,3%.
“Dengan Tiongkok [China], 3 tahun terakhir perdagangan kita naiknya hampir 500%. Dengan India dan lain-lain naik hampir 300%. Jadi penting sekali diplomasi perdagangan melalui perjanjian-perjanjian,” ujarnya.