Bisnis.com, JAKARTA – Posisi mata uang dolar AS terhadap euro merosot ke level terendahnya tahun ini di tengah potensi revisi penting terhadap data upah (payrolls) AS dan menjelang pidato Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada akhir minggu dalam pertemuan Jackson Hole 2024.
Powell dijadwalkan untuk menyampaikan pidato utama pada hari Jumat, 23 Agustus waktu setempat dalam simposium Jackson Hole. Pidato ini akan memberi ruang bagi pelaku pasar untuk melihat arah apakah akhirnya The Fed menurunkan atau tetap mempertahankan bunga acuan pada pertemuan gubernur bank sentral pada pertengahan September 2024.
Sebagai konteks, Jackson Hole adalah pertemuan tahunan yang dihadiri pimpinan bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial dari berbagai negara.
Tuan rumah penyelenggara even Jackson Hole adalah Federal Reserve (The Fed) wilayah Kansas City dengan lokasi acara selalu di Jackson Hole, Wyoming.
Mengutip Reuters pada Rabu (21/8/2024), mata uang dolar AS juga merosot di bawah level 145 yen dan mendekati level terendahnya dalam lebih dari satu tahun terhadap poundsterling.
Tekanan pada dolar AS semakin kuat akibat penurunan imbal hasil (yield) obligasi AS, yang mencapai titik terendah sejak 5 Agustus. Penurunan ini terjadi setelah laporan pekerjaan bulanan yang mengecewakan memicu kekhawatiran akan resesi, mendorong yield ke posisi terendah dalam lebih dari satu tahun.
Baca Juga
Chris Weston, Head of Research di Pepperstone, mengungkapkan bahwa penurunan yield di pasar obligasi AS atau Treasury merupakan faktor utama yang melemahkan dolar AS. "Seperti yang terlihat pada banyak pasangan mata uang akhir-akhir ini, dolar AS seolah kehilangan dukungan dan mengalami penurunan tajam," ujar Weston, dikutip dari Reuters.
Laporan pekerjaan yang lemah pada awal bulan tersebut menjadi katalis bagi lonjakan volatilitas di berbagai kelas aset, membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi potensi guncangan lebih lanjut dengan revisi data yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Pada 2 Agustus, laporan penggajian mendorong pedagang untuk memperkirakan kemungkinan The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan yang dijadwalkan pada pertengahan September mendatang. Alat pemantau CME FedWatch menunjukkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga tersebut meningkat menjadi sekitar 71%.
Namun, data makroekonomi yang lebih baik dalam beberapa waktu terakhir telah mengubah ekspektasi tersebut. Saat ini, perkiraan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 72%, sementara kemungkinan pemangkasan yang lebih besar turun menjadi 28%.
Pelaku pasar akan mencermati pidato utama Ketua The Fed Jerome Powell pada simposium ekonomi di Jackson Hole. Pidato ini diharapkan memberikan petunjuk mengenai kemungkinan penurunan suku bunga bulan depan serta prospek penurunan suku bunga pada setiap pertemuan The Fed berikutnya.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap euro, sterling, yen, dan tiga mata uang utama lainnya, turun ke level terendah baru sejak 2 Januari.
Di sisi lain, pasar juga akan mengawasi sesi khusus parlemen Jepang pada hari Jumat. Sesi ini akan membahas keputusan tak terduga Bank of Japan (BOJ) yang menaikkan suku bunga bulan lalu serta sikap hawkish bank sentral yang tiba-tiba. Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan memberikan pernyataan yang akan dicermati oleh pelaku pasar. Sebelumnya, Wakil Gubernur BOJ, Shinichi Uchida, telah mengadopsi sikap yang lebih dovish pada awal bulan ini, yang membantu menenangkan pasar.