Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Bakal Bangun PLTS Jumbo Senilai Rp208,67 Triliun, Pasok Listrik ke Singapura

Energi dari proyek PLTS baru di Australia bakal dikirim ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 4.300 km (2.672 mil).
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Australia telah menyetujui proyek pembangkit listrik tenaga surya senilai A$20 miliar (US$13,5 miliar atau setara Rp208,67 triliun) yang berencana dibangun di wilayah utara. Energi dari PLTS ini bakal dikirim ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 4.300 km (2.672 mil).

Mengutip Reuters pada Rabu (21/8/2024), Menteri Lingkungan Hidup Australia Tanya Plibersek mengatakan proyek jaringan listrik Australia-Asia andalan SunCable akan membantu memenuhi permintaan energi terbarukan yang terus meningkat di dalam dan luar negeri.

Keputusan investasi akhir diharapkan terjadi pada tahun 2027 dan pasokan listrik akan dimulai pada awal tahun 2030-an.

Pilbersek menyebut, persetujuan tersebut disertai dengan persyaratan yang ketat untuk melindungi alam. Proyek tersebut harus menghindari habitat bilby yang lebih besar, yaitu hewan berkantung kecil mirip kelinci dengan telinga panjang yang terkulai.

Melalui dua tahap pengembangan, proyek ini bertujuan untuk menyalurkan hingga 6 gigawatt listrik ramah lingkungan kepada pelanggan industri skala besar di Darwin, ibu kota Wilayah Utara Australia, dan di Singapura.

Persetujuan tersebut muncul ketika pemerintah kiri-tengah meningkatkan proyek energi terbarukan bahkan ketika koalisi oposisi mengusulkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2050, di negara yang saat ini melarang tenaga nuklir.

SunCable, yang dimiliki oleh miliarder Mike Cannon-Brookes, mengatakan persetujuan tersebut merupakan mosi percaya terhadap proyek tersebut.

Cannon-Brookes, salah satu pendiri perusahaan teknologi Atlassian yang menjadi aktivis lingkungan, tahun lalu mengatakan proyek tersebut layak dan investor luar akan tertarik pada proyek tersebut.

“SunCable sekarang akan memfokuskan upayanya pada tahap perencanaan berikutnya untuk memajukan proyek menuju keputusan investasi akhir yang ditargetkan pada tahun 2027,” kata Direktur Pelaksana SunCable Australia Cameron Garnsworthy dalam sebuah pernyataan.

Adapun, SunCable juga tidak memberikan rincian rencana pembiayaannya. SunCable mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan regulator energi Singapura mengenai persetujuan bersyarat untuk komponen antar-konektor kabel proyek tersebut dan dengan pemerintah Indonesia mengenai pembangunan kabel di perairannya.

Proyek ini mendapat izin dari pemerintah Northern Territory dan pengawas lingkungan hidup di wilayah tersebut bulan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper