Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Pede PMI Manufaktur Ekspansi usai Impor Bahan Baku-Penolong Juli 2024 Naik

Airlangga menjelaskan kenaikan impor barang-barang tersebut menunjukkan harapan akan masa depan manufaktur domestik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (5/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (5/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto percaya diri (pede) Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur akan naik ke zona ekspansi sejalan dengan kenaikan impor bahan baku-penolong dan barang modal pada Juli 2024.

Airlangga menjelaskan, kenaikan impor barang-barang tersebut menunjukkan harapan akan masa depan manufaktur domestik. Padahal, belakangan PMI Manufaktur merosot ke zona kontraksi karena sejumlah industri ‘babak belur’. 

"Dengan kenaikan itu [impor bahan baku-penolong dan barang modal] kan menunjukkan pengusaha itu confidence [kepercayaan diri] untuk medium term [jangka menengah] 6—12 bulan," katanya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

Mantan ketua umum Partai Golkar ini menjelaskan, banyak lembaga perekonomian seperti World Bank dan International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun cenderung baik di tengah ketidakpastian global.

Oleh sebab itu, Airlangga meyakini PMI Manufaktur segera tumbuh ke atas 50 lagi usai kepercayaan diri para pelaku manufaktur domestik kembali tinggi.

"Saya sih optimis ini akan menyesuaikan," jelasnya.

Kendati demikian, dia menekankan pemerintah juga akan tetap menyeimbangkan impor dengan ekspor. Menurutnya, pemerintah akan terus memantau pasar yang bisa dimaksimalkan untuk lakukan ekspor barang dalam negeri.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bahan baku-penolong tercatat US$16 miliar pada Juli 2024 atau lebih tinggi dari US$13,7 miliar dibanding bulan sebelumnya dan US$13,9 miliar dibanding tahun lalu. Impor barang modal juga naik secara bulanan maupun tahunan menjadi US$3,6 miliar. 

Sementara itu, belakangan PMI Manufaktur tercatat merosot ke zona kontraksi sejalan dengan sejumlah industri yang ‘babak belur’. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan setidaknya terdapat empat industri paling tertekan pada Juli 2024.

Pertumbuhan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada Juli 2024 harus stagnan alias tidak tumbuh atau tumbuh 0%. Sementara industri alas kaki hanya tumbuh 1,9% (year-on-year/yoy). 

Kemudian industri karet mampu tumbuh 2,1%. Di sisi lain, industri mesin menunjukkan kontraksi pada Juli 2024 sebesar 1,8%.

“Ini menggambarkan area manufaktur yang sedang mengalami tekanan. Entah saingan barang impor. Oleh karena itu, menteri terkait mereka akan melakukan langkah-langkah yang keluarnya dalam bentuk PMK. Entah menggunakan bea masuk, entah pakai cara tarif, atau cara lain,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper