Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya lesu pada Juli 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) ungkap biang keroknya.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut nilai ekspor CPO pada Juli 2024 sebesar US$1,39 miliar mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan nilai ekspor CPO pada Juli 2024 turun 36,37% (month-to-month/mtm) dibandingkan nilai ekspor pada Juni 2024 sebesar US$2,18 miliar.
Sementara secara tahunan, nilai ekspor CPO pada Juli 2024 juga turun signifikan 39,22% (year-on-year/YoY) dibandingkan Juli 2023 sebesar US$2,28 miliar.
Adapun, total volume ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 tercatat sebanyak 1,62 juta ton, merosot dibandingkan volume ekspor bulan sebelumnya sebanyak 2,67 juta ton.
Sementara dari sisi harga CPO dan turunannya di tingkat global pada Juli 2024 mengalami peningkatan menjadi US$856,66 per ton dari harga bulan sebelumnya sebesar US$814,93 per ton.
Secara kumulatif, nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 sebesar US$1,39 miliar telah memberikan share sebesar 6,66% terhadap ekspor nonmigas.
Baca Juga
Amalia menjelaskan ekspor CPO dan turunannya mengalami penurunan signifikan terutama ke India turun 59,31% (mtm) dan turun 67,50% (YoY).
Begitupun ekspor CPO dan turunannya ke China juga merosot -49,56% (mtm) dan turun 30,04% (YoY). Selain itu, penurunan ekspor minyak sawit juga terjadi ke Pakistan juga turun 17,78% (mtm), turun 18,62% (YoY).
"Penurunan volume CPO lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya, mengindikasikan bahwa ini penurunannya ditopang oleh adanya pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor," kata Amalia, Kamis (15/8/2024).