Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Sektor Ritel hingga Gelagat Laju Lamban Kredit Kendaraan

Nasib Sektor Ritel hingga Gelagat Laju Lamban Kredit Kendaraan menjadi pilihan tim redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News, Kamis (15/8/2024).
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA— Pertumbuhan belanja masyarakat di platform digital atau e-commerce menghadapkan sektor ritel pada situasi penuh tantangan. Di samping itu, rendahnya daya beli publik memperparah kondisi tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi digital terus mengalami pertumbuhan. Laporan Bank Indonesia mendapati bahwa nilai perdagangan elektronik di Indonesia mencapai Rp453,75 triliun sepanjang 2023. Meski lebih rendah dibandingkan 2022 sekitar Rp476,3 triliun, BI telah membidik transaksi digital dapat mencapai Rp600 triliun pada 2024. Berita tersebut adalah satu dari lima berita pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id, Kamis (15/8/2024).


Nasib Sektor Ritel Terjepit Daya Beli dan Platform Belanja Daring

Ketatnya persaingan gerai ritel dengan platform belanja daring pun telah membawa dampak terhadap pelaku usaha. Direktur Perdagangan Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas Laksmi Kusumawati mengatakan, kompetisi harga yang makin ketat telah mendorong para pengusaha ritel untuk menekan margin pendapatannya.

Apalagi, maraknya penjualan barang secara daring di e-commerce yang dianggap lebih murah membuat pengusaha ritel kembali melakukan penyesuaian harga jualnya.

"Adanya persaingan harga yang ketat memaksa para peritel menurunkan harga dan margin keuntungan," ujar Laksmi dalam diskusi publik, Rabu (14/8/2024).

Gelagat Laju Lamban Kredit Kendaraan Bermotor

Kinerja penyaluran kredit kendaraan bermotor tampaknya masih lamban yang terlihat pada realisasi penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air.

Penjualan mobil domestik masih lesu pada Juli 2024 dengan mencatatkan penurunan secara tahunan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun tengah mengkaji opsi untuk merevisi target penjualan 1,1 juta unit tahun ini.

Berdasarkan data terbaru yang diterima Bisnis, penjualan mobil secara wholesales di Indonesia sebanyak 74.160 unit pada Juli 2024. Angka itu mengalami penurunan 7,9% secara year-on-year (YoY) dari 80.504 unit pada Juli 2023.

Kondisi ini bisa melanjutkan realisasi landai penyaluran kredit kendaraan bermotor di industri perbankan. Analisis Uang Beredar Bank Indonesia pada Juni 2024 mencatat bahwa pertumbuhan penyaluran kredit kendaraan bermotor pada Juni 2024 mencapai 8,3% YoY, lebih landai dari realisasi pada Mei 2024 dengan pertumbuhan 9,5% YoY.

Penyesuaian Kenaikan Premi Asuransi Kesehatan Imbas Inflasi Medis

Sejumlah perusahaan asuransi melakukan penyesuaian tarif iuran premi sebagai imbas dari adanya inflasi biaya medis. Hal itu terkonfirmasi oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menghitung secara rata-rata kenaikannya mencapai 20%-30%. Ketua AAUI Budi Herawan mejelaskan kondisi asuransi kesehatan tahun lalu lebih buruk dibandingkan dengan tahun saat ini.

“Kalau tahun lalu kan masih terjadi perang tarif," kata Ketua AAUI Budi Herawan kepada Bisnis, Rabu (14/8/2024).

Kala itu, asuransi melakukan perang harga untuk menawarkan produk asuransi kesehatan dengan biaya murah, sementara kini terjadi inflasi biaya medis yang memaksa mereka untuk menaikkan tarif premi. AAUI mencatat, sejauh ini belum pernah terjadi kenaikan iuran premi sebesar 20%-30%. Simak artikel lengkapnya pada tautan yang tersedia.

Berkah Insentif PPN DTP Dorong Penjualan Rumah Tapak Paruh Pertama 2024

Kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sejak November 2023 hingga Desember 2024 rupanya berdampak besar pada pembeli rumah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan insentif PPN DTP untuk sektor perumahan telah dimanfaatkan untuk pembelian 22.449 unit rumah pada semester 1 tahun 2024.

“Untuk semester I/2024 ini, jumlah rumah yang sudah memanfaatkan PPN DTP sebanyak 22.449 unit rumah,” ujarnya dikutip Antara, Rabu (14/8/2024).

Untuk diketahui, Pemerintah memberikan insentif PPN DTP untuk pembelian rumah maupun rusun baru nonsubsidi hingga seharga Rp5 miliar. Meskipun penerima insentif PPN DTP untuk pembelian rumah hingga Rp5 miliar, namun stimulus bebas PPN yang berikan tetap sebatas Rp2 miliar.

Strategi Kejar Target Produksi Migas Dalam Negeri

Pemerintah memproyeksikan bakal terjadi peningkatan produksi gas bumi yang signifikan pada periode 2027—2028, terutama berasal dari lapangan-lapangan separate Geng North, IDD Gandang Gendalo, dan Andaman.

Selain ketiga proyek besar tersebut, juga banyak lapangan seperti Ubadari, Asap Kido Merah, Maha, Secanggang, Mako, Lofin, Marakes East, Wasambo, dan Karendan yang juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi gas bumi nasional.

Hanya saja, pengembangan lapangan gas di Tanah Air, terutama yang baru masih dihadapkan pada sejumlah persoalan klasik, seperti isu perizinan, ketersediaan infrastruktur, dan fluktuasi harga energi global.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper