Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) menargetkan bisa meningkatkan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) menjadi 75% dari sebelumnya 51%.
Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono mengatakan hal tersebut menjadi bagian dari upaya percepatan transisi energi di Indonesia yang tercantum dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).
Perseroan, lanjutnya, tengah menyiapkan draf terbaru yang akan merevisi RUPTL 2021-2030.
"Dalam RUPTL teranyar, PLN membidik penambahan porsi pembangkit EBT menjadi 75% dari sebelumnya 51%. Sekitar 25% lainnya berasal dari pembangkit berbasis gas," kata Warsono dalam keterangannya, dikutip Kamis (8/8/2024).
Dia optimistis RUPL terbaru tersebut bakal menjadi yang terhijau sepanjang sejarah perseroan. PLN pun tengah menyiapkan strategi transisi energi dengan mengidentifikasi berbagai potensi EBT di dalam negeri.
Misalnya, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat menjadi base load renewable energy. Rencananya, PLN akan membangun PLTA dengan kapasitas sebesar 13-14 Gigawatt.
Baca Juga
PLN akan membangun pula pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), serta pembangkit listrik tenaga bayu atau angin dengan potensi kapasitas masing-masing sebesar 5 Gigawatt.
“Jadi ke depan kami membangun EBT itu sesuai dengan resources yang ada di Indonesia. Semua EBT kami optimalkan dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,” ujarnya.
Kendati demikian, Warsono menyebut penyediaan energi hijau memiliki sejumlah tantangan, misalnya ketidaksesuaian antara lokasi suplai EBT dengan wilayah permintaan.
Misalnya, PLN telah memetakan potensi suplai energi dari pembangkit geothermal mayoritas berasal dari Sumatra dan Kalimantan. Namun, permintaan energi terbesar datang dari Jawa.
“Kami akan membangun teknologi green enabler untuk sistem transmisi yang besar dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Batam, Bali, dan seterusnya sehingga nanti renewable energy itu bisa kita maksimalkan,” katanya.
Selain itu, tantangan lain datang dari pendanaan untuk mendukung pembangunan pembangkit hijau. Menurut Warsono, ke depan PLN akan lebih banyak memanfaatkan pendanaan dari swasta.
Dia menambahkan PLN akan memanfaatkan pula pendanaan dari global, salah satunya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).
Di luar itu, PLN menyampaikan kembali komitmennya untuk mendukung langkah pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLN tidak akan menambah pembangkit berbasis batu bara tersebut, kecuali jika sudah masuk dalam fase proses konstruksi.