Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marak WNA jadi Distributor Barang Impor Ilegal, Kemendag Terjunkan Tim Senyap

Banyak warga negara asing (WNA) menjalankan bisnis barang impor ilegal di mal-mal dan pusat grosir, seperti Tanah Abang dan Mangga Dua.
Pengunjung beraktivitas di kawasan pasar Tanah Abang di Jakarta, Rabu (6/4/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di kawasan pasar Tanah Abang di Jakarta, Rabu (6/4/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) blak-blakan ada tim senyap tengah bekerja untuk membongkar jaringan mafia impor ilegal.

Zulhas membeberkan bahwa saat ini banyak warga negara asing (WNA) menjalankan bisnis barang impor di mal-mal dan pusat grosir dalam negeri. Bahkan, para WNA yang disebut tidak bisa berbahasa Indonesia itu menjadi distributor besar dan memiliki akses pergudangan untuk barang impor ilegal.

"Saya kira banyak sekali WNA yang beroperasi, berusaha, berdagang jadi distributor besar di mal-mal besar, pusat grosir seperti Tanah Abang dan Mangga Dua," ujar Zulhas saat expose barang impor ilegal di Kantor Bea Cukai Cikarang, Selasa (6/8/2024).

Merujuk pada kasus gudang impor ilegal di Penjaringan, Jakarta Utara, Zulhas menduga bahwa aksi bisnis barang ilegal yang dijalankan oleh WNA marak terjadi di wilayah lainnya. Para WNA menyewa gudang untuk menampung barang-barang impor yang tidak dilengkapi dokumen resmi dan melakukan penjualan barang ilegal secara daring (online).

Oleh karena itu, Zulhas membeberkan bahwa pihaknya tengah menerjunkan tim yang bekerja secara diam-diam untuk melakukan survei dan penelusuran secara mendetail. Tim senyap itu akan mendata ihwal peredaran barang impor hingga jaringan mafia yang terlibat.

"Kita memang kerja serius, Kemendag lagi lakukan riset agar kita punya data yang scientific [akurat]. Bekerja sama dengan lembaga yang bisa dipercaya, secara diam-diam kita melakukan riset berapa banyak produk lokal dan produk luar di mal-mal itu, bagaimana cara masuknya, dan dari mana mereka masuk," beber Zulhas.

Selain itu, Zulhas mengatakan bahwa tim itu juga tengah meriset ihwal peredaran badang impor ilegal di pusat grosir hingga modus para WNA bisa menjadi bandar pedagang dan memiliki akses pergudangan di Indonesia.

Dia pun mengaku bakal segera menyampaikan hasil riset tersebut kepada presiden, kepala Kepolisian, jaksa agung hingga menteri keuangan untuk membongkar fakta dari maraknya impor yang tidak memenuhi ketentuan.

"Ini kita akan mendapat gambaran yang lebih jelas, mudah-mudahan dalam satu bulan ini bisa kami selesaikan," ucapnya.

Sebelumnya, Satgas Impor telah berhasil kembali mengamankan beragam produk impor ilegal senilai Rp46 miliar. Mendag Zulhas mengatakan bahwa sejumlah barang ilegal yang berhasil diamankan tersebut berasal dari hasil penindakan oleh beberapa instansi anggota Satgas.

Zulhas yang juga merupakan Ketua Penasihat Satgas Impor memerinci, Bareskrim Polri telah melakukan penindakan terhadap 1.883 bal pakaian bekas impor, sementara Ditjen Bea Cukai melalui KPBC Tanjung Priok telah mengamankan pakaian bekas hingga 3.044 bal.

Selain itu, Bea Cukai Cikarang juga telah mengamankan 695 produk jadi seperti karpet dan handuk; 322 pak tekstil nylon, polyester dan sintetik leather; 371 alas kaki; 6.578 unit elektronik seperti laptop, handphone, mesin fotokopi; dan 5.896 pak garmen yang terdiri dari pakaian jadi dan aksesrois.

Zulhas menyebut, Kemendag melalui Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) juga turut mengamankan 20.000 rol kain gulungan yang diduga ilegal karena tidak dilengkapi dokumen persetujuan impor dan laporan surveyor.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (26/7/2024) Satgas impor mengamankan gudang penyimpanan barang-barang impor ilegal di kawasan Kapuk, Penjaringan Jakarta Utara. Total nilai barang impor ilegal yang diamankan mencapai lebih dari Rp40 miliar.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa barang impor ilegal itu diimpor langsung oleh importir yang juga merupakan WNA. Menurutnya, WNA tersebut menyewa gudang dan jasa logistik dalam negeri untuk menjalankan usahanya.

"Hasil penyelidikan sementara ternyata ini importirnya orang asing. Nyewa gudang, minta di-packing barangnya, dia bayar, kemudian dijual secara online," ujar Zulhas, Jumat (26/7/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper