Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didukung Prabowo, Ini Kiprah Volex milik Rothschild Pensuplai Kabel ke Tesla

PT Volex Indonesia milik konglomerat Rothschild melalui Volex Plc sudah berkiprah di Indonesia sejak 1992.
Redaksi
Redaksi - Bisnis.com
Senin, 5 Agustus 2024 | 12:03
Prabowo Subianto (tengah) berbincang dengan Hasyim Djohohadikusumo (kedua dari kiri) dan konglomerat Nat Rothschild (kedua dari kanan) di Batam, Minggu (4/8/2024)./Bisnis-Istimewa
Prabowo Subianto (tengah) berbincang dengan Hasyim Djohohadikusumo (kedua dari kiri) dan konglomerat Nat Rothschild (kedua dari kanan) di Batam, Minggu (4/8/2024)./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, BATAM – Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto memberikan atensi khusus terhadap ekspansi PT Volex Indonesia, anak usaha Volex Plc, milik konglomerat asal Inggris Nathaniel Philip Victor James Rothschild di Batam.

Prabowo didampingi adiknya, Hashim Djojokusumo, datang langsung pada saat peresmian pabrik ketiga di Kawasan Industri Sekupang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (4/8/2024). Chairman Volex, Nat Rothschild, pun hadir pada acara itu.

Volex merupakan perusahaan asal Inggris yang bergerak di bidang manufaktur kabel dan konektor elektronik. Tesla merupakan salah satu perusahaan besar yang mendapat suplai kabel charger elektric dari Volex.

Volex juga melayani berbagai macam pasar dan pelanggan dengan keahlian khusus dalam perakitan kabel, perakitan tingkat tinggi, pusat data dan konektivitas, termasuk pengisian kendaraan listrik dan produk-produk listrik konsumen.

General Manager Volex Asia Pacific (APAC) Tan Chiang Peng mengatakan pihaknya berinvestasi sebesar US$40 juta untuk membangun pabrik ketiga ini.

Dia menjelaskan, Volex memproduksi bermacam produk elektronik seperti kabel berkecepatan tinggi, kabel untuk mengisi daya kendaraan listrik dan lain-lain.

"Oleh karena itu Volex disebut hybrid factory. Investasi saat ini sudah puluhan juta dolar. Kedepannya, kami akan berinvestasi lebih banyak lagi," ujarnya.

Saat ini,  ujarnya, gedung baru memang masih kosong. Namun, kedepan akan mempekerjakan banyak orang, yang dipadukan dengan automasi.

"Kami juga akan berusaha mengurangi impor supaya memenuhi kriteria TKDN [tingkat komponen dalam negeri]. Kami merintis pabrik ini dari 32 tahun yang lalu dengan 250 pekerja," terangnya.

Sekarang PT Volex Indonesia mempekerjakan sekitar 2.900 karyawan. Kemungkinan, ungkap Tan, akan terus bertambah karena pembangunan pabrik baru ini. Pasalnya, kapasitas pabrik ketiga, dua kali lipat dibandingkan dengan pabrik lama.

“KamI mengucapkan terimakasih kepada BP Batam atas dukungan penuhnya. Tanah ini tidak mudah didapat karena konturnya berbukit. Pihaknya harus memohon kepada pemerintah untuk mengalokasikan tanah ini. Kami juga harus meratakannya sebelm mendirikan bangunan. Itu sebabnya kami membutuhkan banyak izin dari pemerintah lokal, " paparnya.

Ditempat yang sama, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan Volex mendapatkan dukungan penuh dari BP Batam. "Mulai dari perijinan sampai lahan juga," kata Ariastuty.

Produk Andalan Volex

Beberapa produk andalan Volex sudah diekspor ke AS, seperti kabel elektrik untuk keperluan rumah tangga (consumer product), televisi-blender-rice cooker, serta kabel-kabel utk temperatur tinggi.

"Kami bisa membuat berbagai jenis kabel untuk berbagai pelanggan ekspor. Selain itu, kami juga membuat kabel charger kendaraan elektrik untuk negara-negara di Amerika Utara, salah satunya rekanan kami Tesla, General Motor, Audi, Hyundai. Kami adalah pemasok global,  yang tujuan ekspornya ke Asia, Eropa, dan Amerika," paparnya.

Volex juga berencana membuat kabel pengisi daya kendaraan listrik roda dua untuk Indonesia. Rencana tersebut hendak diwujudkan lewat kerja sama dengan BRIN.

"Itu adalah rencana pengembangan masa depan tapi sekarang masih pengembangan," katanya.

Peresmian pabrik ketiga Volex itu ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Prabowo Subianto dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad didampingi Nat Rothschild.

Dalam kesempatan itu, Prabowo mengaku sebagai sahabat dekat Rothschild. Dia merasa bangga atas ekspansi perusahaan asal Inggris tersebut. Menurutnya, Volex terus menunjukkan tren pertumbuhan positif, baik dari sisi ekspansi usaha maupun perkembangan produksi.

"Apalagi saat tadi saya diajak keliling-keliling melihat berbagai hasil produksinya, semua untuk memenuhi kebutuhan ekspor luar negeri. Lebih dari itu, hasil produksinya sendiri  telah diakui memiliki kualitas yang memadai," ujar Menhan Prabowo.

Adapun tidak ada komentar dari Nat Rothschild mengenai ekspansi pabrik tersebut. Acara itu sendiri dilakukan secara tertutup.

Kiprah Keluarga Rothschild di Indonesia

Nat Rothschild adalah Baron Rothschild ke-5. Dia adalah seorang pemodal kelahiran Inggris yang menetap di Swiss yang merupakan anggota keluarga Rothschild. Dia tercatat sebagai pengendali Volex Plc, perusahaan yang terdaftar di Inggris.

Dia menjadi Baron Rothschild ke-5 setelah ayahnya Jacob Rothschild, Baron Rothschild ke-4, meninggal pada 26 Februari 2024. Nat adalah anak bungsu dari empat bersaudara dan satu-satunya putra dari Jacob Rothschild dan istrinya Serena Rothschild.

Seperti dikutip dari standard.co.uk, keluarga Rothschild adalah keluarga bangsawan perbankan Yahudi Ashkenazi yang berasal dari Frankfurt, Jerman. Keluarga ini menjadi terkenal dengan Mayer Amschel Rothschild (1744–1812), Baron Rothschild ke-1.

Mayer Rothschild berhasil mewariskan kekayaannya dan mendirikan keluarga perbankan internasional melalui kelima putranya, yang mendirikan bisnis di Paris, Frankfurt, London, Wina, dan Naples.

Keluarga tersebut kemudian diangkat ke peringkat bangsawan di Kekaisaran Romawi Suci dan Britania Raya. Namun, sejarah keluarga yang dimulai di Frankfurt pada abad ke-16, namanya berasal dari rumah keluarga, Rothschild, yang dibangun oleh Isaak Elchanan Bacharach di Frankfurt pada 1567.

Nat Rothschild sendiri tidak asing investasi di Indonesia. Dia pernah berkongsi dengan keluarga Bakrie melalui Bakrie & Brothers pada perusahaan batu bara, Bumi Plc.

Namun, kongsi mereka pecah karena buntut dari skandal ‘bolongnya’ laporan keuangan yang mencapai US$200 juta pada 2012, seperti dikutip dari Guardian. Nat Rothschild kemudian dikabarkan hengkang dari perusahaan tersebut. (Rifki Leo Lubis)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper