Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Mendingin (Deflasi) 3 Bulan Berturut, BPS: Karena Pasokan Cukup

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim deflasi atau turunnya harga barang dalam 3 bulan terakhir bukan karena melemahnya daya beli masyarakat.
Ilustrasi suasana pasar mainan./Bisnis-Himawan L Nugraha
Ilustrasi suasana pasar mainan./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat.

Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, menegaskan perlu analisis lebih lanjut untuk menyimpulkan apakah deflasi menunjukkan lesu atau tidaknya daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.

"Penurunan harga yang direkam dalam angka deflasi bulanan belum tentu menandakan penurunan daya beli masyarakat. Kita harus tahu penyebab deflasi," ujarnya dalam konferensi pers Rilis Berita Resmi Statistik, Kamis (1/8/2024).

Amalia menyebut deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar. Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun.

"Kita perlu hati-hati dalam mengambil kesimpulan sehingga deflasi bukan satu-satunya indikator untuk menyimpulkan penurunan daya beli masyarakat," tambahnya.

Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18%. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08% pada Juni 2024 dan -0,03% pada Mei 2024. Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11%), cabai merah (-0,09%), tomat (-0,07%), dan daging ayam ras (-0,04%).

Di saat yang sama, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69% dengan andil 0,04% terhadap inflasi umum. Amalia memperkirakan kelompok pendidikan akan terus menyumbang inflasi dalam dua bulan ke depan karena masih dalam masa Tahun Ajaran Baru.

Menurut komponennya, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% (month-to-month) dengan andil 0,12%. Komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,11% dengan andil 0,02%. Sementara komponen bergejolak atau volatile food (VF) mengalami deflasi sebesar 1,92% dengan andil deflasi 0,32%.

Di sisi lain, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual berpendapat bahwa deflasi selama tiga bulan berturut-turut ini memang dapat mengindikasikan pelemahan daya beli. Sebelumnya, ia memprediksi pada Juli 2024 akan terjadi deflasi sebesar 0,11% (mtm) dan inflasi tahunan 2,17%.

"Inflasi inti sesuai ekspektasi. Indikasinya memang daya beli lemah," kata David, Kamis (1/8/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper