Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kunci Kerja Sama Asean-Rusia, Fokus Perkuat Ketahanan Pangan

Menlu RI Retno Marsudi mengatakan terdapat tiga area kunci yang perlu menjadi prioritas kemitraan Asean-Rusia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat membuka International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy, di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Rabu (10/7/2024)/Bisnis-Erta Darwati.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat membuka International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy, di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Rabu (10/7/2024)/Bisnis-Erta Darwati.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan Asean-Rusia Post Ministerial Conference (PMC) di Vientiane, Laos, pada Jumat (26/7/2024). 

Pertemuan itu bertepatan dengan 20 tahun bergabungnya Rusia dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia atau TAC), pada tahun ini. 

Dia mengatakan bahwa Asean-Rusia juga telah melewati setengah dekade untuk kemitraan strategis. 

“Perayaan simbolis semata tidak cukup. Kita harus fokus mendorong kerja sama konkret," kata Retno, dalam pernyataan resmi, pada Sabtu (27/7/2024). 

Selain itu, Menlu RI juga mengungkap terdapat tiga area kunci yang perlu menjadi prioritas kemitraan Asean-Rusia, di antaranya pertama, ketahanan pangan. 

Menurutnya, sebagai produsen utama gandum dan pupuk global, Rusia merupakan mitra penting bagi Asean dalam isu ketahanan pangan. 

Selain kerja sama di bidang pertanian, kata Retno, Asean dan Rusia juga perlu bekerja sama dalam membangun ketahanan rantai pasokan pangan, terutama dalam menghadapi masa krisis.

Kedua, dia mengatakan pentingnya mendorong peran Rusia dalam menjembatani kerja sama Asean dengan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU).

“Dengan total populasi lebih dari 850 juta orang, potensi kerja sama Asean dan EAEU sangat besar, termasuk dalam perdagangan, investasi, ekonomi digital, keamanan siber, dan keberlanjutan," ujarnya. 

Ketiga, memajukan perdamaian dan multilateralisme. Menlu RI menegaskan bahwa Indonesia berharap dukungan Rusia dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk melalui dukungan bagi Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

“Indonesia mengharapkan Rusia untuk segera melakukan aksesi terhadap Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata NuklIr Asia Tenggara (Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone/ SEANWFZ)," ucapnya.

Kemudian, Retno menjelaskan bahwa Menlu Brunei Darussalam dan Menlu Malaysia juga sejalan dengan pandangan Indonesia bahwa Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus dapat mendorong solusi yang adil dan berkelanjutan untuk Palestina, termasuk menindaklanjuti Fatwa Mahkamah Internasional yang terbit pada 19 Juli 2024 lalu, serta dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Kemudian, Menlu RI menegaskan bahwa sebagai teman bagi Rusia dan Ukraina, Indonesia ingin melihat Eropa Timur yang damai dan akan terus mendorong solusi damai untuk konflik yang tengah berlangsung.

Sementara itu, pertemuan Asean-Rusia PMC itu mengadopsi Joint Statement Peringatan 20 tahun Aksesi Rusia pada TAC. Menlu Rusia Sergey Lavrov juga telah menandatangani instrumen TAC pada 29 November 2004. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper