Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap alasan menggandeng salah satu Perusahaan konglomerasi Salim yakni PT Moya Indonesia untuk memimpin proses produksi air minum di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja menjelaskan bahwa keikutsertaan Moya mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku didasarkan pengalaman yang dimiliki oleh entitas usaha milik Salim tersebut.
“Untuk running test kita minta tenaga spesialis bantuan teknis dari tenaga yang ada di Moya. Karena, pengalaman yang sudah banyak di dalam mengoperasikan sistem penyediaan air minum,” jelas Endra kepada Bisnis, dikutip Sabtu (27/7/2024).
Endra mencontohkan, saat ini Moya sendiri telah berhasil mengelola SPAM di beberapa wilayah. Mulai dari Semarang Barat, Jakarta, hingga Bintan.
Dengan demikian, pemerintah bersama dengan kontraktor menunjuk Moya untuk turut mengelola sistem penyediaan air minum di bakal ibu kota baru Indonesia tersebut.
Secara lebih rinci, Endra menjelaskan bahwa pembangunan SPAM Sepaku telah dilaksanakan sejak tahun lalu. Kala itu, proyek tersebut dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Brantas Abipraya (Persero) dengan ruang lingkup pengerjaan yakni pemasangan instalasi pengolahan air dan pipa transmisi dari pipa sampai ke reservoir.
Baca Juga
Kemudian, pembangunan dari reservoir hingga ke sambungan rumah (SR) dikerjakan oleh kontraktor Jaya Konstruksi. Di mana, saat ini progres fisiknya telah mencapai 93-94%.
Endra menjelaskan, proyek tersebut tengah dalam proses uji coba atau running test. Dalam pelaksanaannya, Kementerian PUPR bersama dengan kontraktor menunjukkan tenaga ahli yang telah memiliki pengalaman pada proyek tersebut. Menurutnya, penyediaan air minum merupakan proyek baru.
"Jadi kita di dalam commissioning harus melibatkan tenaga yang berpengalaman. Ini kita bersepakat dengan kontraktornya menunjuk tenaga ahli yang berasal dari Moya," jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis sebelumnya, seorang sumber yang tak disebutkan Namanya mengungkap bahwa entitas usaha milik orang terkaya nomor 5 di RI yakni Moya bakal menjadi eksekutor penyediaan air minum di IKN.
"Pelaksanaan proses produksi pada IPA dipandu atau dipimpin langsung oleh Moya," sebut salah satu poin dalam informasi yang diterima pada Selasa (23/7/2024).
Endra menambahkan, sistem tersebut masih sepenuhnya menjadi kendali kontraktor karena proses pengerjaan yang belum seutuhnya selesai.
Pada saatnya nanti setelah proyek tersebut selesai, kata Endra, SPAM Sepaku akan dioperasikan oleh kontraktor lainnya yang akan dipilih melalui mekanisme tender sesuai dengan yang diatur dalam perundang-undangan.
Dia menuturkan, tender tersebut nantinya tidak akan jauh berbeda dengan tender-tender proyek yang ada di Kementerian PUPR seperti misalnya lelang proyek yang akan menjadi operator jalan tol.
"Jadi kita harus lelang untuk penentuan operatornya nanti. Ini sistem masih di bawah kendalinya kontraktor kalau sekarang, pengerjaannya belum selesai, jadi masih di dalam tanggung jawab kontraktor," jelasnya.
Adaun, mengutip Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, lelang proyek pembangunan jaringan distribusi utama (JDU) dan jaringan distribusi pembagi (JDP) Sub-WP 1B dan 1C SPAM Sepaku Tahap 1 memiliki nilai Rp271,22 miliar. Lelang proyek tersebut diketahui dimenangkan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dengan penawaran Rp252 miliar.
Apabila telah beroperasi, SPAM Sepaku tahap I ditargetkan akan melayani Kantor dan Istana Presiden, Kemensetneg, Paspampres, kompleks Kemenko 1,2,3, dan 4, Amphiteather, Galeri, Service Area, Hunian ASN, Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM) dan fasilitas umum lainnya seperti hotel, sekolah, pertokoan dan rumah sakit.