Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga September Makin Kuat, Tak Terpengaruh Pilpres AS

Ramalan The Fed untuk memangkas suku bunga acuan pada September 2024 kian kuat, meski ada Pilpres AS.
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan memberi sinyal pada pertemuan minggu depan, 30-31 Juli 2024, mengenai rencananya untuk memangkas suku bunga mulai September.

Menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, jika The Fed benar melakukan pemangkasan pada September, menjadi sebuah langkah yang menurut mereka akan memulai penurunan setiap kuartal hingga 2025. 

Hampir tiga perempat responden mengatakan bahwa bank sentral AS akan menggunakan pertemuan pada 30-31 Juli untuk memangkas seperempat poin atau 25 bps pada pertemuan berikutnya pada September 2024.

Semua ekonom yang tergabung dalam konsensus memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada level tertinggi lebih dari dua dekade pada pertemuan minggu depan. 

Sebagai catatan, survei terhadap 47 ekonom ini dilakukan pada 22-24 Juli, setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pemilihan presiden AS 2024.

Dalam beberapa minggu terakhir, para pejabat The Fed melihatkondisi pasar tenaga kerja telah mencapai keseimbangan dan inflasi telah kembali turun menuju target 2% dari bank sentral.  

Saat ini, para pejabat The Fed menekankan pada tujuan bank sentral untuk menciptakan lapangan kerja maksimum serta harga-harga yang stabil ketika memutuskan kebijakan.  

“Saya yakin kita semakin dekat pada saat penurunan suku bunga kebijakan diperlukan,” kata Gubernur Fed Christopher Waller minggu lalu. 

Sementara itu, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee memperingatkan kebijakan moneter yang selama ini semakin ketat dengan inflasi yang turun, namun ekonomi kurang bergairah. 

Hampir dua pertiga pengamat The Fed memperkirakan Federal Open Market Committee (FOMC) akan mengatakan dalam pernyataan pascapertemuan, bahwa para pejabat telah mendapatkan keyakinan tambahan bahwa inflasi bergerak menuju target, dan menjadi tanda menuju pemangkasan. 

Namun, lebih dari seperempat ekonom tidak melihat adanya sinyal penyesuaian suku bunga pada pertemuan akhir bulan ini.

Sebaliknya, pesan tersebut dapat diperkuat pada minggu-minggu berikutnya, termasuk pada saat pidato tahunan Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole, Wyoming pada akhir Agustus.

Pandangan median para ekonom untuk penurunan suku bunga di bulan September dan Desember sedikit kurang agresif dibandingkan dengan pasar.

Beberapa investor bahkan bertaruh pada pemotongan setengah poin awal, namun para ekonom melihat peluangnya hanya 20%.

Langkah seperti itu kemungkinan akan didorong hanya jika kondisi pasar tenaga kerja, yang saat ini dipandang kuat namun tidak terlalu panas, terlihat memburuk. 

Meskipun tingkat pengangguran masih relatif rendah di angka 4,1%, namun nyatanya naik tipis dalam tiga bulan terakhir.

Angka ini naik dari level terendah 3,4% pada awal 2023, meningkatkan beberapa kekhawatiran tentang risiko resesi. 

Kata Ekonom Bloomberg

Kepala ekonom AS Anna Wong memperkirakan pasar tenaga kerja masih tertekan dan tingkat pengangguran akan mencapai 4,5% pada akhir tahun ini. 

“Pasar tenaga kerja telah mendingin untuk sementara waktu - kemerosotan ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Mengingat mandat gandanya, The Fed kemungkinan besar berada di belakang kurva dalam menurunkan suku bunga,” tuturnya. 

Pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) pada September terpantau berdekatan dengan masa Pilpres AS pada November 2024.

Inisiasi penurunan suku bunga kurang dari dua bulan sebelum pemilu kemungkinan akan menjadi sasaran kritik tentang motivasi politik. 

Sepertiga ekonom mengatakan bahwa hal itu akan meningkatkan standar pemotongan, yang berarti data harus lebih menarik secara bertahap, meskipun sisanya mengatakan bahwa mereka setuju dengan pandangan Powell bahwa waktu pemilihan tidak akan berdampak pada keputusan tentang biaya pinjaman.

Meskipun pemilihan presiden, serta persaingan untuk menguasai Kongres, telah membawa ketidakpastian atas hasil kebijakan fiskal AS pada 2025, para ekonom mengatakan bahwa keputusan Biden untuk menarik diri dari persaingan tidak mengubah prospek ekonomi mereka. 

Mayoritas mengatakan bahwa mereka tidak mengubah perkiraan suku bunga atau pertumbuhan karena keputusan presiden. 

Namun, sepertiga pengamat The Fed mengatakan bahwa ketidakpastian politik yang berasal dari pemilu tahun ini telah meningkatkan risiko-risiko negatif terhadap pertumbuhan. 

Perubahan dalam kebijakan pajak dan pengeluaran akan mempengaruhi ekonomi 2025, dan kemungkinan suku bunga. 

“Jika defisit federal memburuk pada tahun 2025, kebijakan moneter harus diperketat dan pertumbuhan akan melambat,” kata Thomas Fullerton, seorang profesor ekonomi di University of Texas di El Paso. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper