Bisnis.com, JAKARTA - Kritikus menilai penampilan debat Presiden Joe Biden yang kurang baik terjadi karena kesalahan penasihat seniornya dalam pengambilan keputusan.
Mengutip Reuters pada Senin (1/7/2024) Trump mengulangi mengulangi serangkaian kebohongan yang sudah lama dan mencolok selama debat 90 menit pada Kamis waktu setempat (27/6). Hal ini meliputi klaim bahwa ia memenangkan pemilu 2020.
Biden kemudian gagal membantah klaim tersebut dan penampilannya yang kikuk dan tersendat memicu seruan dari Partai Demokrat agar ia tidak melanjutkan pencalonannya.
"Satu-satunya permintaan saya adalah memastikan dia beristirahat sebelum debat, tetapi dia sangat lelah. Dia tidak sehat," kata seseorang yang mengatakan mereka meminta kepada asisten utama Biden beberapa hari sebelum debat, namun tidak digubris.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa keputusan yang buruk untuk mengirimnya keluar dalam kondisi sakit dan lelah. Kemudian, terdapat juga tanggapan yang lebih tajam, seperti Biden yang terlalu banyak dilatih.
"Saya yakin dia terlalu terlatih, terlalu banyak berlatih. Dan saya yakin [asisten senior] Anita Dunn... menempatkan dia di tempat yang kondusif bagi Trump dan bukan bagi dia," jelas seorang pengacara yang berbasis di Florida dan penggalang dana utama untuk Biden, John Morgan.
Baca Juga
Adapun, Morgan mengusulkan agar Dunn dan asisten lainnya dipecat selamanya, dan tidak boleh ikut campur dalam kampanye.
Strategi debat Biden ditandatangani oleh ketua kampanye Jen O'Malley Dillon, yang membantunya menang pada tahun 2020 dan diangkat pada Januari 2024 untuk meningkatkan kampanye pemilihan ulang yang tidak merata.
Dunn, seorang asisten lama Biden dan mantan ahli strategi kampanye Barack Obama, mendukung strategi tersebut.
Tim kampanye Biden pada Jumat (28/6) menuturkan bahwa tidak ada perubahan staf yang sedang dipertimbangkan. Seorang juru bicara Dunn mengatakan beberapa asisten terlibat dalam persiapan dan mencatat bahwa Morgan tidak ada di sana.
Dalam email kepada para pendukung pada Sabtu (29/6), O'Malley Dillon mengatakan jajak pendapat internal dan kelompok fokus menunjukkan tidak ada perubahan dalam opini pemilih di negara bagian yang menjadi medan pertempuran setelah debat.
Ia memperingatkan bahwa "narasi media yang dibesar-besarkan" mungkin mendorong penurunan sementara dalam jajak pendapat. Tetapi ia meyakini bahwa Biden akan menang pada November 2024 mendatang.