Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah perwakilan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Negara, pada sore ini, Kamis (20/6/2024).
Menurut pantauan Bisnis, secara bergantian setiap perwakilan tiba di kompleks Istana Kepresidenan. Mulai dari Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar pukul 16.12 WIB.
Kemudian, disusul Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada pukul 16.15 WIB dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pukul 16.21 WIB.
Saat dikonfirmasi, Sri Mulyani mengamini bahwa Kepala Negara memanggil perwakilan KSSK untuk membahas nilai tukar rupiah yang terus melemah.
“Iya [bahas nilai tukar rupiah],” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (20/6/2024).
Berdasarkan catatan Bisnis, nilai tukar rupiah anjlok hingga sempat menembus Rp16.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh dampak dari tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat atau Fed Funds Rate (FFR).
Baca Juga
Selain itu, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh penguatan mata uang dolar AS secara luas, juga masih tingginya ketegangan geopolitik di global.
Adapun, nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah ke Rp16.430 per dolar AS setelah Bank Indonesia mengumumkan menahan suku bunga di level 6,25%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan turun 0,40% atau 65 poin ke posisi Rp16.430 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,24% ke posisi 105,132.
Mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,19%, dolar Singapura turun 0,14%, won korea melemah 0,22%, peso Filipina melemah 0,03%, rupee India turun 0,13%, yuan China melemah 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,06% dan baht Thailand melemah 0,20%.
Satu-satunya mata uang uang yang mampu menguat hanya dolar Hong Kong yakni sebesar 0,03%.