Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Sebut Teknologi Smelter AS Tertinggal 9 Tahun dari China: Tesla Mengakui

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan bahwa AS tak dapat mengabaikan kemajuan teknologi China dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjemput CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc., Elon Musk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu (19/5/2024). / dok. Kemenko Marves
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjemput CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc., Elon Musk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu (19/5/2024). / dok. Kemenko Marves

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla mengakui teknologinya ketinggalan selama 9 tahun dari China.

Awalnya, Luhut menyingung soal kebijakan proteksionisme AS terhadap industri mineral kritis yang terkait dengan China lewat Inflation Reduction Act (IRA). Kebijakan tersebut menyulitkan Indonesia untuk mengakses peluang ekspor baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) ke pasar AS lantaran dominasi perusahaan China pada industri smelter nikel Indonesia.

Luhut mengingatkan bahwa AS tak dapat mengabaikan kemajuan teknologi China dalam rantai pasok baterai EV. Dia menyebut, China memiliki teknologi smelter high pressure acid leach (HPAL) untuk produksi bahan baku baterai EV yang lebih unggul 9 tahun dibandingkan AS.

“Dan ini diakui oleh Tesla bahwa mereka memang ketinggalan 9 tahun dari Tiongkok. Jadi kalaupun kalian punya uang, kalian tidak bisa beli waktu,” kata Luhut dalam acara MINDialogue di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Selain itu, Luhut mengatakan bahwa AS tak bisa agresif mengembangkan EV tanpa dukungan dari Indonesia. AS diketahui bakal meningkatkan produksi EV sampai 11 kali lipat pada 2030. Luhut menyampaikan, cita-cita itu tidak bakal tercapai bila AS mengabaikan peran nikel Indonesia. 

“Dan ini saya sampaikan juga pada teman-teman saya di Amerika, saya katakan impossible kalian bisa meningkatkan 11 kali dari apa yang ada sekarang tanpa Indonesia,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper