Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mengungkap dampak nilai tukar rupiah dan fluktuasi harga bahan bakar yang menyebabkan boncos hingga Rp777 miliar pada kuartal I/2024.
Direktur Utama AirAsia, Veranita Yosephine, menjelaskan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mencapai Rp15.853 pada kuartal I/2024. Jumlah tersebut melemah signifikan dibandingkan catatan pada kuartal I/2023 sebesar Rp15.062.
Vera menuturkan, pelemahan nilai tukar ini mengakibatkan kerugian sebesar Rp304 miliar pada kuartal I/2024. Jumlah tersebut mencakup sekitar 39% dari total kerugian perusahaan pada kuartal I/2024.
"Secara operasional, AirAsia mengakhiri kuartal I/2024 dengan mencatatkan kerugian sebesar Rp777 miliar," kata Vera dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (19/6/2024).
Sementara itu, AirAsia mencatat konsumsi bahan bakar sebagai salah satu penyumbang beban usaha utama sebesar 36,96% dari total biaya keseluruhan. Vera menuturkan, hal ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sebagian besar beban usaha AirAsia tercatat mengalami kenaikan pada kuartal I/2024. Beban bahan bakar tercatat sebesar Rp892,6 miliar, naik dari perolehan Rp665,81 miliar pada kuartal I/2023.
Baca Juga
Sementara itu, beban perbaikan dan pemeliharaan meningkat dari Rp303,09 miliar menjadi Rp410,66 miliar pada kuartal I/2024. Beban penyusutan terpantau naik dari Rp179,05 miliar menjadi Rp227,54 miliar.
Selanjutnya, beban pelayanan pesawat dan penerbangan tercatat naik menjadi Rp244,91 miliar dari sebelumnya Rp209,54 miliar. Beban gaji dan tunjangan terpantau meningkat menjadi Rp166,25 miliar dari sebelumnya Rp130,1 miliar.
Secara keseluruhan, beban usaha bersih AirAsia pada kuartal I mencapai Rp2,41 triliun, meningkat dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,26 triliun.
Ke depannya, AirAsia berkomitmen untuk terus meningkatkan strategi keberlanjutan dan kelangsungan perusahaan, sebagai salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas industri penerbangan.
Dia melanjutkan, perusahaan akan terus mengoptimalisasi kapasitas pesawat melalui rencana pembukaan rute domestik dan internasional baru. Hal tersebut akan memberikan nilai tambah terhadap bisnis serta meningkatkan pangsa pasar.
Selain itu, langkah ini juga menjadi salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata.
Sepanjang kuartal I/2024, AirAsia juga telah meresmikan 2 rute terbarunya yaitu Denpasar-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu, Malaysia. Kedua rute ini merupakan rute unik dengan penerbangan langsung yang hanya dioperasikan oleh AirAsia.