Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkap sejumlah upaya yang dapat dilakukan pemerintah guna meningkatkan performa ekonomi nasional.
Hal tersebut disampaikan Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani sebagai respons terhadap laporan Bank Dunia (World Bank) yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula 4,9% menjadi 5% di 2024.
“Pemerintah lebih baik fokus dengan tiga hal utama,” kata Ajib kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).
Pertama, penguatan daya beli masyarakat dengan mendorong private sektor dan mengurangi pengangguran. Kedua, meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan. Ini termasuk mineral tambang, pertanian, perikanan, perkebunan, dan sektor pangan lainnya.
Ketiga, memberikan kebijakan fiskal dan moneter yang pro dengan pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, dia melihat bahwa laporan dan proyeksi Bank Dunia relatif relevan dengan kondisi perekonomian saat ini. Pasalnya, sisi investasi tengah dibayangi oleh kepastian hukum dan politik serta keberlanjutan ekonomi. Sementara dari sisi ekspor, akan mengalami tekanan karena ekonomi China yang melambat.
Baca Juga
Kendati begitu, dia menyebut bahwa kontribusi kedua sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) tidak sesignifikan konsumsi domestik.
“Dunia usaha optimistis, pertumbuhan ekonomi secara agregat pada akhir 2024 masih bisa berkisar di atas 5%. Triwulan keempat akan jadi momentum maksimal,” ujarnya.
Senada, Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kadin Indonesia Chandra Wahjudi juga menilai bahwa pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat agar tetap tinggi. Selain itu, pemerintah perlu menggenjot ekspor dan meningkatkan realisasi investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI).
Pihaknya juga mengharapkan agar pemerintah membantu pelaku usaha dalam negeri mencari pasar baru untuk memasarkan produk unggulan lokal lainnya.
“Perlu memperluas Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan negara-negara lain untuk memperluas pasar,” ungkapnya.
Kebijakan hilirisasi juga dirasa perlu untuk diperluas guna mendapatkan nilai tambah. Sementara, untuk meningkatkan FDI, Chandra menyebut perlu adanya dukungan dari sisi kebijakan maupun perizinan yang lebih sederhana serta kepastian hukum yang konsisten. Hal ini diyakini dapat memudahkan para pelaku usaha untuk berusaha.
Menurut catatan Bisnis, Rabu (12/6/2024), Bank Dunia merevisi ke atas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi sebesar 5% untuk 2024 atau meningkat 0,1 poin persentase dibanding proyeksi pada Januari 2024 yang sebesar 4,9%.
Lembaga keuangan internasional itu turut mengerek proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 menjadi 5,1% dari sebelumnya 4,9%.
“Indonesia diperkirakan akan mendapatkan dorongan dari pertumbuhan kelas menengah dan kebijakan ekonomi yang secara umum baik, dengan pertumbuhan rata-rata 5,1% selama 2 tahun ke depan,” tulis Bank Dunia dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (12/6/2024).