Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Porsi Saham Sumitomo Sebelum dan Sesudah Hengkang dari PLTA Kayan

Jejak Sumitomo di Kayan Hydro Energy terungkap dari akta perusahaan yang didaftarkan di Kemenkumham.
Lokasi proyek tahap 1 PLTA Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara./JIBI-Edi Suwiknyo
Lokasi proyek tahap 1 PLTA Kayan di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara./JIBI-Edi Suwiknyo

Bisnis.com, JAKARTA -- Sumitomo hengkang dari kerja sama investasi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade milik PT Kayan Hydro Energy. Kerja sama antara kedua entitas bisnis itu resmi berakhir pada kuartal I/2024 lalu.

Jejak Sumitomo masuk sebagai investor pembiayaan PLTA Kayan Cascade hingga akhirnya hengkang bisa ditelusuri dari akta perusahaan yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kumham).

Akta perusahaan tanggal 10 Juli 2023 mengungkap total saham KHE mencapai 2,7 juta lembar saham atau senilai Rp2,7 triliun per 2 Oktober 2023. Mayoritas saham dipegang oleh Central Asia Capital Ltd yang berlokasi di Seychelles sebanyak 993.029 lembar senilai Rp993,02 miliar atau 36,6%.

Investor terbesar kedua adalah Great Eagle Internasional Ltd sebanyak 782.750 lembar saham senilai Rp782,7 miliar atau sekitar 28,8%, PT Indonesia Great Power sebanyak 651.184 lembar saham atau senilai Rp651,18 miliar (24%), Energy Transition Ventures yang berlokasi di Tokyo, Jepang sebanyak 270.990 lembar saham atau senilai Rp270,9 miliar (10%), serta China Hydro Investment Ltd 12.000 lenbar atau senilai Rp12 miliar (0,4%).

Adapun susunan direksi dan komisaris PT KHE berdasarkan akta 10 Juli 2023 antara lain Andrew Sebastian Suryali sebagai Direktur Utama, Khaeroni (Direktur), dan Hiroshi Horii (Direktur).

Sedangkan jabatan komisaris, Lukas Limanjaya tercatat sebagai komisaris utama KHE, politikus PDI Perjuangan yang juga mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Tomonori Dairaku tercatat sebagai komisaris di Kayan Hydro Energy.

Menariknya, dalam akta 2 Oktober 2024, terjadi perubahan dalam struktur direksi KHE. Sejumlah nama yang terafiliasi dengan Sumitomo masuk dalam struktur perusahaan. Ada nama Kenichi Ishikawa, yang teridentifikasi sebagai salah satu Direktur Sumitomo Indonesia. Sebaliknya nama politikus PDIP FX Hady Rudyatmo, terhempas dari struktur komisaris PT KHE.

Struktur Direksi dalam akta perusahaan per tanggal 2 Oktober 2023 antara lain Direktur Utama masih dijabat oleh Andrew Sebastian Suryali. Jabatan direktur masing-masing diisi oleh Kenichi Ishikawa dan Khaeroni. Kenichi masuk menggantikan Hiroshi Horii yang di akta Juli 2023, masih tercatat sebagai Direktur 

Sementara itu porsi pemegang saham masih sama. Mayoritas saham masih dipegang oleh Central Asia Capital Ltd sebanyak 993.029 lembar senilai Rp993,02 miliar atau 36,6%, Great Eagle Internasional Ltd sebanyak 782.750 lembar saham senilai Rp782,7 miliar atau sekitar 28,8%.

Selanjutnya, PT Indonesia Great Power memiliki 651.184 lembar saham atau senilai Rp651,18 miliar (24%), Energy Transition Ventures yang berlokasi di Tokyo, Jepang sebanyak 270.990 lembar saham atau senilai Rp270,9 miliar (10%).

Memang ada perubahan di pemegang saham minoritas, China Hydro Investment Ltd yang memiliki 12.000 atau senilai Rp12 miliar (0,4%) tidak lagi tercantum dalam struktur pemegang saham. Posisinya sebagai investor diganti Asia Hydro Ltd. Meski demikian, kalau dilihat dari alamat perusahaan, baik China Hydro maupun Asia Hydro sebenarnya berada di lokasi yang sama yakni di Oliaji Trade Center.

Lokasi proyek PLTA Kayan
Lokasi proyek PLTA Kayan

Perubahan juga terjadi di struktur direksi berdasarkan akta 23 November 2024. Posisi Khaeroni digantikan sebagai Direktur digantikan oleh Sapta Nugraha. Adapun direksi dan struktur pemegang saham lainya tidak terjadi perubahan dalam akta tersebut.

Perubahan besar terjadi pada kuartal 1/2024 atau tepat saat Sumitomo memutuskan untuk hengkang dari proyek PLTA Kayan Cascade yang ditaksir menelan investasi senilai US$17,8 miliar itu. Semua representasi Sumitomo tidak lagi tercantum dalam struktur pemegang saham maupun direksi PT KHE. 

Posisi Energy Transition Ventures yang menguasai 10% saham perseroan telah diganti oleh PT Kayan Elektrik Indonesia. PT KHE juga tidak lagi mencantumkan nama Tomonori Dairaku sebagai komisaris dan Kenichi Ishikawa sebagai Direktur. 

Praktis posisi direksi hanya diisi oleh Andrew Sebastian Suryali sebagai Direktur Utama dan Sapta Nugraha sebagai Direktur. Sementara itu jabatan komisaris hanya tersisa satu yakni Lukas Limanjaya.

Sumitomo Hengkang

Sumitomo Corporation dan PT Kayan Hydro Energy (KHE) resmi mengakhiri kerja sama investas dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade, di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Sumitomo adalah perusahaan asal Jepang dan sempat menjalin kerja sama dengan PT KHE. Mereka masuk ke proyek PLTA Kayan Cascade pada tahun 2022 lalu. Namun demikian, belum genap dua tahun, kerja sama investasi antara KHE dan Sumitomo berakhir pada kuartal 1/2024.

"Kami pernah berkerja sama dengan Sumitomo, terhitung sejak kuartal 1/2024 kami sudah menyelesaikan hubungan dengan Sumitomo," ujar Komite Eksekutif PT Kayan Hydro Energy Steven Kho.

Steven tidak merinci alasan kerja sama dengan pihak Sumitomo berakhir. Ia hanya mengatakan bahwa ada perbedaan cara pandang dari sisi komersial antara Kayan Hydro Energy dengan Sumitomo. Ia juga menegaskan dengan berakhirnya kerja sama investasi tersebut, pihaknya sudah tidak memiliki kerja sama dengan Sumitomo.

Kendati demikian, Steven mengungkapkan Kayan Hydro Energy dan Sumitomo tetap menjalin hubungan dengan baik. Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerja sama yang produktif dengan Sumitomo baik dalam proyek PLTA Kayan maupun proyek-proyek lain pada masa depan.

 "Ada perbedaan visi terutama dari sisi komersial. Namun demikian kami tetap menjalin hubungan baik dengan pihak Sumitomo," jelasnya.

KHE menargetkan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Kayan Cascade rampung pada 2035. Nantinya, PLTA tersebut akan diprioritaskan untuk menopang kebutuhan sumber energi listrik kawasan industri dan sejumlah proyek strategis nasional lainnya.

PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) tersebut diklaim bakal menjadi pembangkit listrik tenaga air yang terbesar di Asia Tenggara. Total nilai investasinya mencapai US$17,8 miliar atau setara Rp275,9 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). 

Jika diperinci, tahap pertama PLTA Kayan berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.

PLTA Kayan nantinya akan menyalurkan listrik untuk kawasan industri hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara, yang juga dikelola oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Indonesia Strategis Industry (ISI). Selain itu PLTA Cascade direncakan juga akan memenuhi kebutuhan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sementara itu, pihak Sumitomo Kenichi Ishikawa mengungkap bahwa proses diskusi masih berlangsung. Pihaknya juga membuka kerja sama dalam proyek-proyek lainnya dengan pihak Kayan Hydro Energy.

"Ya ini masih dalam proses diskusi, untuk proyek ini, atau proyek yang lain," jelasnya.

Adapun Andrew Sebastian Suryali, Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy, menegaskan bahwa PLTA Kayan Cascade merupakan proyek yang sangat penting bagi sektor energi terbarukan.

"Dengan kapasitas yang luar biasa, PLTA ini diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper