Bisnis.com, JAKARTA - Gugus Tugas Sinkronisasi yang ditugaskan untuk mempermudah transisi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto bukan-bukaan soal upaya untuk menyesuaikan target defisit APBN di bawah 3% terhadap PDB, maupun impian soal pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
Untuk diketahui, gugus tugas itu berfungsi salah satunya untuk menyinkronkan kebijakan ekonomi dan keuangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Maruf Amin saat ini.
Kunjungan perdana gugus tugas itu dilakukan ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hari ini, Jumat (31/5/2024). Tujuan dari sinkronisasi antara kedua pihak salah satunya agar bisa menyesuaikan target maupun program pemerintahan selanjutnya dengan kapasitas maupun kondisi fiskal saat ini.
Prabowo diketahui menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Hal itu disampaikan olehnya saat menjadi pembicara di Qatar Economic Forum beberapa waktu lalu. Kemudian, dalam sederet janji kampanyenya, Ketua Umum Partai Gerindra itu akan meneruskan megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan memulai program Makan Siang Gratis.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menkeu Sri Mulyani pernah menyampaikan pesan agar desifit APBN bisa tetap terjaga di bawah 3% kepada kubu Prabowo. Di RAPBN 2025, atau APBN yang nantinya akan dikelola Prabowo pada periode pertama pemerintahan, Jokowi pun menargetkan defisit masih berada di bawah 2,82%.
Menanggapi hal tersebut, anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran bidang ekonomi dan keuangan, Thomas Djiwandono mengatakan bahwa semua target pada prinsipnya akan disesuaikan. Terutama, soal defisit APBN.
Baca Juga
"Semua target prinsip seperti itu terutama defisit kita akan sesuaikan, maka dari itu kita sinkronisasi. Salah satunya itu [soal defisit]," kata pria yang juga Bendahara Umum Gerindra itu di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Adapun soal pertumbuhan ekonomi, Tommy, sapaannya, mengatakan bahwa tim kerja akan selalu mencoba merumuskan langkah-langkah agar target Prabowo itu bisa tercapai.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sebelumnya memasang target pertumbuhan ekonomi bisa melesat hingga 7%. Namun, realisasinya sampai dengan saat ini, rata-rata pertumbuhan stagnan di angka 5%.
"Tentunya di level tim kerja kami selalu bekerja. Kami selalu mencoba merumuskan bagaimana step-stepnya supaya itu tercapai, tetapi pada prinsipnya sudah koordinasi berjalan dengan baik," ujar Tommy yang juga merupakan ponakan Prabowo.
Adapun Prabowo mengutus sejumlah elite politisi Partai Gerindra, termasuk Tommy, untuk mengawal Gugus Tugas Sinkronisasi dengan pemerintahan Jokowi. Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi itu dipimpin oleh Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani selaku Wakil Ketua.
Kemudian, anggota gugus tugas yang membidangi ekonomi dan keuangan yaitu Thomas Djiwandono, Budisatrio Djiwandono, Sugiono dan Prasetyo Hadi.
"Ini adalah tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintah Prabowo-Gibran, yang diminta oleh presiden terpilih untuk melakukan sinkronisasi dengan kementerian-kementerian untuk mempersiapkan proses pemerintahan Prabowo-Gibran setelah dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober," ujar Muzani di gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Untuk diketahui, Thomas Djiwandono maupun Budisatrio Djiwandono merupakan putra dari Soedrajad Djiwandono. Soedrajad merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang merupakan menantu dari Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto.
Kemenkeu menjadi instansi pertama yang dikunjungi oleh tim Prabowo-Gibran. Hal itu bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, RAPBN 2025 yang saat ini masih dibahas oleh Sri Mulyani dan jajarannya akan menjadi APBN yang dikelola oleh periode pertama pemeirntahan Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk berkoordinasi dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Apalagi, kini Kemenkeu di bawah Sri Mulyani sudah membahas soal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 atau untuk periode pertama pemerintahan baru.
"Kami sangat berterima kasih menjadi institusi pertama yang dikunjungi gugus tugas sinkronisasi ini karena memang urgensi dari siklus anggaran menjadi prioritas yang sangat penting," ujarnya.
Mantan pejabat Bank Dunia itu lalu menyampaikan bahwa Presiden Jokowi terus mendorong koordinasi dengan pihak Prabowo sebagai presiden terpilih. Pertemuan hari ini, lanjutnya, juga sudah disampaikan oleh Jokowi.
"Kami semuanya di Kemenkeu siap untuk menjalankan dan menjaga APBN sebagai instrumen negara yang luar biasa penting bagi pemerintahan untuk bisa menjalankan program secara berkelanjutan," tutur Sri Mulyani.