Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirAsia Terbangkan 24 Pesawat, Jumlah Penumpang 2023 Naik 90,27%

AirAsia Indonesia mencatat kenaikan jumlah penumpang sebesar 90,27% pada 2023 dengan mengoperasikan 24 unit pesawat.
AirAsia/Bloomberg
AirAsia/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mencatatkan kenaikan jumlah penumpang lebih dari 90% sepanjang 2023.

Direktur Utama AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga, menuturkan perusahaan tercatat melayani 6,18 juta penumpang pada 2023.

"Jumlah tersebut meningkat 90,27% dari 3,24 juta penumpang di tahun 2022," kata Vera dalam keterangan resminya, Rabu (29/5/2024).

Pertumbuhan jumlah penumpang turut berimbas positif pada tingkat keterisian penumpang (load factor). Dia mengatakan, load factor pada 2023 sebesar 85%, atau naik 6% dari catatan 2022 sebesar 79%.

Vera menjelaskan, pertumbuhan jumlah penumpang didukung dengan 24 pesawat yang beroperasi selama 2023.

Adapun, AirAsia telah melayani 33 rute hingga April 2024. Secara terperinci, jumlah tersebut termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional yang mencakup rute di kawasan Asia Tenggara maupun Australia.

"Hal ini juga membantu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas perjalanan udara dan mempermudah penumpang untuk bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang terjangkau," kata Vera.

Dari sisi keuangan, AirAsia tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp6,62 triliun pada 2023. Jumlah tersebut naik 75,24% year-on-year (yoy) dibandingkan perolehan pada 2022.

Aset perusahaan pada 2023 tercatat sebesar Rp 6,12 triliun, tumbuh 14,17%, sementara liabilitas AirAsia mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17% year-on-year (yoy).

Secara operasional, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp702,62 miliar atau mencapai total Rp1,08 triliun, setelah ditambah dengan beban keuangan dan pajak yang dicatatkan perusahaan.

Selanjutnya, beban usaha tercatat sebesar Rp7,33 triliun di tahun 2023, atau naik 43,79% dari perolehan 2022 sebesar Rp 5,10 triliun.

Vera mengatakan, peningkatan beban usaha terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar seiring dengan peningkatan harga avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah.

"Selain itu, penambahan jumlah pesawat terbang untuk memenuhi naiknya permintaan juga berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan bahan bakar," ujar Vera.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper