Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) membukukan laba bersih senilai Rp22,07 triliun sepanjang 2023, menjadi keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan. Perolehan laba tersebut melesat 53,15% bila dibandingkan perolehan laba 2022 yang mencapai Rp14,41 triliun.
Laba bersih PLN 2023 dikontribusikan dari total pendapatan usaha perseroan yang mencapai Rp487,38 triliun, meningkat Rp46,25 triliun dibandingkan 2022. Pendapatan PLN tersebut paling besar ditopang oleh penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp333,19 triliun, naik dibandingkan realisasi pada 2022 yang mencapai Rp311,06 triliun.
Di sisi lain, PLN juga berhasil menurunkan utang jangka panjang sekaligus jangka pendek sebesar Rp12,77 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perolehan laba tersebut sekaligus mencetak hattrick rekor laba bersih selama 3 tahun berturut-turut sejak 2021.
Dia menjelaskan, pencapaian ini merupakan buah dari transformasi menyeluruh yang terus dilakukan sejak 3 tahun terakhir. Mulai dari transformasi proses bisnis, organisasi, sumber daya manusia, hingga pelayanan pelanggan.
"Capaian ini diperoleh atas perjuangan seluruh insan PLN yang menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end. Mulai dari sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, sistem keuangan, sistem planning, hingga restrukturisasi organisasi dan pelayanan pelanggan sehingga kini PLN menjadi makin lincah, unified, kokoh dan trengginas,” ujar Darmawan melalui siaran pers, Rabu (29/5/2024).
Baca Juga
Menurutnya, torehan positif ini menjadi bukti bahwa PLN bukan hanya mampu merencanakan transformasi di level strategi, melainkan juga mampu mengeksekusinya hingga di level operasional.
Adapun, PLN berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 288,44 terrawatt hour (TWh) atau bertumbuh 5,36% dari tahun 2022. Keberhasilan ini disebut tak lepas dari inovasi-inovasi pemasaran melalui program intensifikasi yang meliputi promo tambah daya, akuisisi captive power dan kampanye electrifying lifestyle serta program ekstensifikasi yang meliputi electrifying agriculture & marine, dedieselisasi dan infrastruktur kendaraan listrik.
Melalui beragam inovasi tersebut, PLN meraih pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp333,19 triliun, meningkat Rp22,13 triliun dari tahun 2022. Darmawan juga menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh.
“Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking, sekarang menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking,” jelas Darmawan.
Sepanjang 2023, bisnis beyond kWh berkontribusi secara signifikan pada pendapatan sebesar Rp10,27 triliun atau satu setengah kali lipat dari realisasi tahun 2022. Inovasi beyond kWh ini meliputi penyediaan energi primer untuk pembangkit swasta, jasa jaringan telekomunikasi, jasa pemeliharaan infrastruktur kelistrikan, penyewaan peralatan dan infrastruktur kelistrikan, hingga layanan kajian proyek kelistrikan untuk badan usaha lain.
Darmawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah, khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan dan stakeholder lainnya atas dukungan terhadap upaya transformasi yang terus dijalankan perseroan.
“Buah dari transformasi ini mustahil PLN raih tanpa dukungan dari pemerintah. Pemerintah secara konsisten menjaga daya beli masyarakat dan menghadirkan ekosistem investasi yang menarik bagi para pelaku bisnis dan industri sehingga konsumsi listrik terus tumbuh,” kata Darmawan.
Dia mengimbuhkan, di tengah upaya mengakselerasi transisi energi di Tanah Air, PLN terus mengedepankan aspek corporate financial sustainability. Hal ini dibuktikan dengan capaian saldo kas perusahaan tahun 2023 yang meningkat tajam menjadi Rp55,92 triliun dan penurunan utang jangka panjang sebesar Rp4,24 triliun serta utang jangka pendek sebesar Rp8,53 triliun.
Kinerja ini ditopang oleh beragam inisiatif berupa proactive debt management, pengendalian likuiditas, hingga sentralisasi dan digitalisasi pembayaran.
“PLN terus berupaya menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tapi juga berkelanjutan. Di tengah upaya transisi energi, PLN terus mengembangkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan dengan menerapkan inisiatif keuangan yang prudent dan kokoh,” tuturnya.
Upaya ini turut berdampak positif terhadap peningkatan layanan PLN bagi pelanggan. PLN mampu memangkas response time dalam penanganan gangguan listrik yang dialami oleh pelanggan dari rata-rata 24 menit pada tahun 2022 menjadi 19 menit pada tahun 2023.
Selaras dengan hal tersebut, pengguna aplikasi PLN Mobile juga terus bertambah. Sepanjang tahun 2023, jumlah downloader PLN Mobile mencapai 47 juta, bertambah 8 juta downloader dari tahun 2022.
Darmawan menegaskan, transformasi PLN akan terus berlanjut. Menurutnya, capaian kinerja keuangan terbaik selama 3 tahun berturut-turut ini menjadi fondasi yang kuat untuk melanjutkan perjalanan transformasi jilid 2 dengan meningkatkan ketahanan energi melalui transisi energi, digitalisasi, membangun technical skill baru, inovasi peningkatan pendapatan, value creation dan beyond kWh.
“PLN membidik target yang lebih tinggi dari sebelumnya. Melalui transformasi 2.0 moonshot, PLN terus mempersiapkan kompetensi dan technical skill baru guna menjadi perusahaan Top 500 Global Company dan nomor 1 sebagai pilihan pelanggan untuk solusi energi,” pungkas Darmawan.