Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati akan melaporkan perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, hari ini, Senin (27/5/2024) pukul 15.30 WIB, dari penerimaan pajak hingga bantuan sosial (bansos).
Tindak sendiri, Sri Mulyani bersama jajaran eselon I, termasuk Direktur Jenderal Bea Cukai Askolani yang terus menjadi sorotan, akan memaparkan kinerja APBN edisi Mei yang mengulas realisasi hingga April 2024.
Sri Mulyani nantinya akan melaporkan realisasi penerimaan yang telah masuk ke kantong kas negara melalui pajak, bea cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Bendahara Negara juga akan memaparkan anggaran yang telah dikeluarkan untuk beragam kebutuhan sepanjang Januari hingga April 2024, mulai dari bantuan sosial (bansos) hingga pembangunan IKN.
Bukan hanya itu, perkembangan terkait posisi utang dan penarikan utang hingga April juga akan dirinya paparkan. Termasuk kondisi APBN defisit/surplus.
Per 31 Maret 2024, kondisi APBN masih mencatatkan surplus dengan nilai Rp8,1 triliun. Membandingkan dengan periode APBN per 15 Maret 2024, surplus mencapai Rp22,8 triliun. Artinya hingga akhir Maret lalu, surplus negara semakin menipis.
Baca Juga
Dari sisi pendapatan, Bendahara Negara tersebut mencatat telah mengumpulkan Rp620,01 triliun ke dalam kas negara.
Sementara untuk belanja, Sri Mulyani telah mengeluarkan Rp611,9 triliun atau 18,4% dari pagu belanja tahun ini.
Dalam APBN 2024, Sri Mulyani merencanakan belanja negara senilai Rp3.325,1 triliun yang terdiri dari belanja K/L sebesar Rp1.090,8 triliun, belanja non-K/L sebesar Rp1.376,7 triliun, serta Transfer ke Daerah (TKD) sejumlah Rp857,6 triliun.
Sementara pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp2.802,3 triliun, yang mana kontributor pendapatan negara utamanya berasal dari penerimaan perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Penerimaan Perpajakan dalam APBN tahun anggaran 2024 ditargetkan mencapai Rp2.309,9 triliun atau tumbuh 9,0% dari outlook 2023.