Dampak Pariwisata dan Ekonomi
Sukarta menyebut acara kebudayaan di Pura Ulun Danu Beratan juga menjadi minat wisatawan untuk berkunjung ke Danau yang berada di tengah Pulau Dewata tersebut. Setiap tahun terdapat sejumlah upacara besar seperti Upacara Nyegara Gunung dan Gebogan yang merupakan upacara yang menyajikan buah, jajanan dan bunga di dalam satu nampan.
Kemudian ibu-ibu dengan seragam kebaya Bali akan berbaris dan berjalan dengan rapi di tepi Ulun Danu Beratan. Upacara ini tergolong besar di Bali karena melibatkan 12 desa adat di sekitar Danau Beratan.
Dia menjelaskan upacara Gebogan merupakan rangkaian Pujawali di Danau Beratan, sebuah upacara sebagai bentuk rasa syukur atas kehadiran Danau Beratan di Pulau Dewata.
Kunjungan ke Danau Beratan mencapai mencapai 2.000 - 2.5000 orang per hari, jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara cukup berimbang. Dalam satu hari kunjungan wisatawan domestik bisa mencapai 1.300, sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1.200 per hari, saat akhir pekan kunjungan wisatawan tembus 3.000 orang per hari.
Mayoritas pengunjung domestik berasal dari rombongan pelajar atau mahasiswa dari luar Bali. Sementara, turis asing masih didominasi dari India, diikuti oleh negara lainnya seperti China, Eropa.
Hidupnya sektor pariwisata di sekitar Danau Beratan dengan infrastruktur yang sudah memadai dari Kementerian PUPR telah memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Banyak tenaga kerja lokal yang diserap oleh hotel, restoran dan DTW Ulun Danu Beratan.
Baca Juga
Sukarta menyebut DTW dengan fasilitas restoran, dan stand UMKM mampu menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu pelaku UMKM juga tumbuh mulai dari penjual oleh - oleh, berbagai macam kuliner lokal seperti bakos, warung makan hidup di tepi Danau Beratan.
"Banyak warga kami yang memproduksi keripik, dan jajanan lainnya kemudian dijual ke wisatawan, jadi dampaknya ke UMKM sangat positif," ujarnya.
Adanya event World Water Forum ke 10 yang digelar di Bali diharapkan bisa melahirkan kesepakatan antar negara yang semakin berpihak terhadap pengelolaan air secara global termasuk di Indonesia.
Sebagai pelaku pariwisata yang memanfaatkan Danau Beratan. Sukarta berkomitmen menjaga kelestarian Danau yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Bali tersebut.
Sebagai informasi, World Water Forum merupakan pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia.
Forum ini telah digelar sebanyak sembilan kali, dan pada pertemuan ke-10 akan dilaksanakan di Bali Indonesia pada 18 Mei hingga 25 Mei 2024.
Nantinya, forum tersebut akan membahas enam subtema, di antaranya water security & prosperity, water for humans & nature, disaster risk reduction & management. Kemudian, governance, cooperation & hydro-diplomacy, sustainable water finance, dan knowledge & Innovation.