Daftar Tarif Baru Produk China
Tingkat tarif untuk produk semikonduktor China meroket dari 25% menjadi 50% pada 2025. Hal itu menargetkan industri yang menjadi pusat agenda manufaktur Biden melalui miliaran subsidi untuk meningkatkan produksi AS.
Pungutan tersebut bertujuan untuk melawan serbuan China ke dalam apa yang disebut sebagai chip lama, yang merupakan komponen generasi lama yang masih penting bagi ekonomi global.
Pemerintahan Biden baru-baru ini menyimpulkan sebuah survei terhadap lebih dari 100 perusahaan otomotif, kedirgantaraan, pertahanan, dan perusahaan lain tentang rantai pasokan mereka untuk semikonduktor yang kurang canggih, dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan tinjauan serupa.
Mineral penting tertentu akan dikenakan tarif baru sebesar 25% tahun ini, sementara grafit alam dan magnet permanen akan dikenakan tarif tersebut pada 2026. Derek kapal-ke-pantai juga akan dikenakan tarif baru sebesar 25% tahun ini.
Tarif kendaraan listrik akan mulai berlaku tahun ini, dengan tingkat tarif akhir 102,5%, naik dari 27,5% saat ini. Dan tarif untuk baja dan aluminium tertentu dari China, yang saat ini dikenakan tarif 0% atau 7,5%, akan naik menjadi 25% tahun ini.
Baca Juga
Tarif baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik, serta suku cadang baterai, akan melonjak menjadi 25% dari 7,5% tahun ini, sementara baterai lithium-ion non-EV akan mengalami lonjakan yang sama pada tahun 2026. Tarif sel surya akan naik dari 25% menjadi 50% tahun ini.
AS juga akan memberlakukan tarif baru sebesar 50% untuk jarum suntik dan jarum suntik asal China pada tahun ini. Sementara tarif untuk alat pelindung diri, seperti respirator dan masker wajah, naik menjadi 25% dari 0% atau 7,5% saat ini.
Tarif untuk sarung tangan medis dan bedah dari karet akan naik menjadi 25% dari 7,5% pada 2026.
Tidak jelas apakah langkah tersebut akan memicu tarif pembalasan oleh China, tetapi rezim tarif yang diusulkan di bawah Trump sudah berlaku untuk barang-barang senilai sekitar US$226 miliar, menurut perkiraan yang diberikan oleh pemerintah, berdasarkan data 2023.
“Mudah-mudahan kita tidak akan melihat respon yang signifikan dari China, tetapi itu selalu ada kemungkinan,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.
Yellen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden AS dan dirinya telah melihat secara langsung dampak lonjakan impor China yang sangat murah di masa lalu terhadap masyarakat Amerika.
"Kami tidak akan mentolerir hal itu lagi. Masalah-masalah ini menumpuk dari waktu ke waktu dan tidak akan terselesaikan dalam satu hari,” tambah Yellen.