Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Konsumen Menguat, Ekonomi Kuartal II/2024 Bisa Tembus 5%

Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2024 bisa tembus 5% seiring menguatnya optimisme konsumen.
Pengunjung beraktivitas di kawasan pasar Tanah Abang di Jakarta, Rabu (6/4/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di kawasan pasar Tanah Abang di Jakarta, Rabu (6/4/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Optimisme konsumen, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), menguat menjadi sebesar 127,7 pada April 2024, dari bulan sebelumnya 123,8.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa peningkatan IKK pada periode April 2024 terutama dipengaruhi oleh faktor musiman Lebaran, pada umumnya diikuti dengan aktivitas mudik sehingga mendorong peningkatan belanja masyarakat. 

Meski tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 3% pada April 2024, tapi, Josua mengatakan laju inflasi bulanan periode tersebut cenderung melandai seiring peningkatan pasokan pangan, terutama beras, di tengah peningkatan permintaan komoditas pangan. 

Dengan penguatan optimisme konsumen pada April 2024, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2024 berpeluang tumbuh di atas 5%.

“Dengan faktor musiman Lebaran dan mudik yang mendorong optimisme konsumen, maka terdapat potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 tetap solid di kisaran 5,1% meskipun laju konsumsi rumah tangga diperkirakan masih berkisar 4,9%,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/5/2024).

Menurutnya, beberapa hal masih perlu diantisipasi pemerintah ke depan, salah satunya normalisasi pola konsumsi belanja pasca lebaran. 

Selain itu, Josua mengatakan, pemerintah perlu mencermati dan melakukan exercise terkait perubahan tarif cukai plastik dan cukai minuman berpemanis dalam kemasan yang dikhawatirkan berpotensi mempengaruhi konsumsi masyarakat kelas menengah. 

“Mengingat upaya untuk meningkatkan upah riil masyarakat tidak mudah dalam jangka pendek ini terutama mendorong kenaikan upah nominal. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menjaga agar biaya hidup masyarakat tetap terkendali dan tidak terjadi kenaikan yang signifikan,” jelasnya.

Dia menambahkan, dalam jangka pendek, pemerintah dapat mengupayakan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang besar melalui program padat karya di daerah termasuk program pemberdayaan masyarakat.

Hal ini, imbuhnya, dapat mendukung masyarakat kelas menengah, terutama yang rentan miskin, agar tidak makin terpuruk karena didukung oleh program padat karya pemerintah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper