Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komersialisasi Gas Blok Meulaboh & Singkil, PGN (PGAS) Kaji Bangun Mini LNG Plant

PGN (PGAS) bersama dengan Conrad Asia Energy tengah menjajaki pembangunan mini LNG plant terkait dengan upaya komersialisasi gas dari Blok Meulaboh & Singkil
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) bersama dengan Conrad Asia Energy Ltd (ASX:CRD) tengah menjajaki kemungkinan untuk membangun mini LNG plant terkait dengan upaya komersialisasi gas dari Blok Meulaboh & Singkil, laut dalam Aceh. 

“Saat ini, PGN dan Conrad sedang melakukan diskusi untuk rencana pembangunan mini LNG plant terkait komersialisasi gas dari Conrad Asia di ONWA dan OSWA,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama saat dikonfirmasi, Minggu (29/4/2024). 

Nantinya, kata Rachmat, potensi pasokan gas anyar dari Blok Meulaboh atau Offshore North West Aceh (ONWA) dan Singkil atau Offshore South West Aceh (OSWA) itu bakal diarahkan untuk menutup defisit gas pipa yang saat ini terjadi di sejumlah lapangan yang berkontrak dengan perusahaan gas negara tersebut. 

Beberapa lapangan yang mengalami penurunan salur gas itu di antaranya, Blok Corridor, PEP Sumatera Selatan (Regional 1), PEP Jawa Barat (Regional 2), PHE Jambi Merang dan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di kawasan tersebut.  

“Nantinya, LNG ini akan dimanfaatkan oleh PGN untuk memenuhi kebutuhan pelanggan berkaitan dgn penurunan gas pipa yg sedang terjadi,” kata dia. 

Kendati demikian, dia mengatakan, perencanaan investasi infrastruktur mini LNG plant saat ini masih dalam tahap pembahasan bersama dengan Conrad. Termasuk pihak yang mesti menaruh investasi pada pembangunan infrastruktur gas tersebut. 

“Belum diputuskan [siapa yang investasi], hal ini termasuk yang sedang dikaji,” tuturnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Conrad tengah mempertimbangkan untuk menjual sebagian hak partisipasi atau participating interest (farm-down) mereka di Blok Meulaboh dan Singkil.  

Pertimbangan itu muncul setelah sejumlah perusahaan migas menunjukkan minat mereka untuk bergabung pada kegiatan eksplorasi di blok laut dalam Aceh tersebut.  

“Proyek gas di Aceh telah berkembang cepat dari apa yang kami kira dengan ketertarikan pihak ketiga yang muncul pada penemuan di laut dalam kami,” kata Conrad Managing Director and Chief Executive Officer Miltos Xynogalas, dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (29/4/2024).  

Apalagi, kata Miltos, daya pikat Blok Meulaboh dan Singkil turut diperkuat dengan penemuan - penemuan gas berhasil di Laut Andaman, yang berdekatan dengan dua lapangan tersebut. 

Conrad memegang 100% kepemilikan Blok Meulaboh dan Singkil, yang diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Januari 2023 lalu. Dua blok itu mencakup luas sekitar 20.000 kilometer persegi dengan masing-masing kontrak memiliki jangka waktu 30 tahun.  

Akhir tahun lalu, Conrad mengumumkan identifikasi awal sumber daya gas prospektif atau cadangan probabilitas (P50,100%) dengan perkiraan lebih dari 15 triliun kaki kubik (Tcf), yang mana 11 Tcf berpotensi menjadi bagian neto perusahaan berbasis di Singapura tersebut.  

“Selama kuartal pertama ini, kami telah menandatangani MoU dengan PGN untuk bekerjasama dalam pengembangan gas atau LNG dan infrastruktur untuk komersialisasi gas ONWA dan OSWA tersebut,” kata dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper