Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) dapat mempertimbangkan pemangkasan suku bunga jika perkiraan dan data terbaru mengkonfirmasi pertumbuhan harga konsumen kembali ke 2%.
Hal tersebut diungkapkan oleh anggota Dewan Pengurus Joachim Nagel, seorang Presiden Bundesbank dalam pidatonya di Berlin pada Selasa (23/4/2024).
“Sebelum menurunkan suku bunga, kita harus yakin berdasarkan data bahwa inflasi akan benar-benar mencapai target kita secara tepat waktu dan berkelanjutan,” Terangnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/4/2024).
Menurutnya, hal ini sangat bergantung pada perkembangan upah, produktivitas dan margin keuntungan. Jika prospek inflasi yang baik dari Maret 2024 dikonfirmasi pada perkiraan Juni 2024 dan data mendukung perkiraan, maka pihaknya dapat mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga.
Pejabat ECB terlihat akan memulai menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya yang jatuh pada Juni 2024. Namun, masih belum jelas apa yang terjadi setelahnya.
Walaupun para pengambil kebijakan baru-baru ini menuturkan biaya pinjaman akan semakin menurun pada 2024, seberapa besar pelonggaran yang diberikan bergantung pada tekanan harga dalam negeri dan faktor eksternal termasuk konflik Timur Tengah.
Adapun, Nagel juga memperingatkan bahwa prospek inflasi masih belum diketahui dengan pasti.
“Misalnya, pertumbuhan upah bisa turun lebih lambat atau produktivitas bisa pulih lebih lambat dari perkiraan perkiraan,” tuturnya.
Di lain sisi, ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama untuk memangkas suku bunga.
Hal tersebut dikatakan menyusul serangkaian angka inflasi yang sangat tinggi, dan kurangnya kemajuan tambahan mengenai inflasi. Dia juga mencatat bahwa mungkin akan lebih banyak waktu untuk mendapatkan keyakinan mengarah ke target 2%.
Selain itu, jika tekanan inflasi masih terus berlanjut, maka The Fed dapat mempertahankan suku bunga tetap stabil selama diperlukan.