Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Pangkas Harga Mobil Tesla di AS, China, dan Jerman, Ada Apa?

Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla, memangkas harga mobil di AS, China, dan Jerman.
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo

Bisnis.com, JAKARTA - Tesla Motors, produsen mobil listrik milik konglomerat Elon Musk, telah memangkas harga produk mobilnya di pasar utama, termasuk China dan Jerman usai penurunan harga di Amerika Serikat (AS).

Langkah pemangkasan harga mobil Tesla disebabkan karena penjualan produk mengalami penurunan dan perang harga kendaraan listrik (EV) yang semakin intensif, salah satunya terhadap kendaraan listrik buatan China. 

CEO Tesla Elon Musk menyampaikan pada kuartal I/2024 pengiriman kendaraan secara global mengalami penurunan untuk yang pertama kali terjadi dalam hampir empat tahun.

Musk menyampaikan harga mobil Tesla harus menyesuaikan produksi dengan permintaan sehingga harganya harus sering berubah.

“Harga Tesla harus sering berubah untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan,” ujar Musk dalam postingannya di X, dikutip dari Reuters pada Senin (22/4/2024).

Tesla menjadi pemimpin di pasar kendaraan listrik, perang harga kendaraan listrik telah terjadi lebih dari setahun yang lalu dan pemangkasan harga dilakukan secara agresif sehingga mengorbankan margin keuntungan.

Berdasarkan situs resmi pada Minggu (21/4/2024), Tesla telah memangkas harga mobil Model 3 di China, awalnya dipangkas sebesar 14 ribu yuan atau sekitar US$1.930 menjadi 231.900 yuan atau sekitar US$32 ribu.

Tesla juga memangkas harga mobil Model 3 di Jerman sejak Februari 2024, awalnya 42.990 eurom enjadi 40.990 euro atau sekitar US$43.670,75.

Juru bicara Tesla menegaskan penurunan harga produknya juga terjadi di negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Pada Jumat (19/4/2024), harga mobil Tesla Model Y, Model X, dan Model S dipangkas sebesar US$2 ribu. Selain itu, Tesla juga memotong harga perangkat lunak asisten pengemudi Full Self-Driving di AS pada Sabtu (20/4/2024), menjadi US$8 ribu dari US$12 ribu.

Suku bunga yang tinggi menjadi penyebab Tesla terlambat untuk memperbarui produknya sehingga melemahkan selera konsumen terhadap barang-barang dengan harga yang mahal. Kemudian, pesaingnya di Tiongkok telah meluncurkan model mobil dengan harga lebih murah.

Pada akhir pekan ini, Musk menunda agenda pertemuannya dengan Perdana Menteri Narendra Modi di India karena memiliki kewajiban di Tesla. Berdasarkan laporan Reuters pada Sabtu (20/4/2024), pertemuan dan kunjungan tersebut merupakan rencana Tesla untuk bisa menembus pasar di Asia Selatan.

Musk juga menyampaikan Tesla akan memberhentikan tenaga kerja globalnya sebesar lebih dari 10% karena bersiap untuk menghadapi penurunan terhadap pengiriman tahunan pertamanya.

Dikutip dari Reuters, Musk menyampaikan bahwa berita yang dirilis Reuters pada Jumat (5/4/2024), mengenai rencana untuk mengembangkan kendaraan listrik yang terjangkau dan mendukung robotaxis dibatalkan adalah berita bohong, tanpa memberikan penjelasan yang detail.

Menurutnya, dia belum membahas lebih jauh terkait model tersebut sehingga para investor menuntut kejelasan mengenai hal tersebut. Sementara itu, saham Tesla anjlok mencapai 40,8% sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd). (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper